Baru Dikerjakan, Jalan Desa di Tobasa Ini Sudah Hancur

Sebarkan:


TOBASA│Pengaspalan jalan Desa Jangga Toruan Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir diduga asal jadi. Sebab belum genap satu bulan, aspal jalan tersebut sudah terkelupas sekitar dua puluh meter. Sehingga membuat warga pengguna jalan tersebut merasa kesal dengan keadaan jalan yang baru saja selesai dikerjakan.

Warga Setempat P Manurung menyatakan bahwa aspal jalan tersebut terkelupas akibat sungai yang meluap beberapa hari yang lalu. Sehingga  jalan tersebut kembali seperti waktu belum di perbaiki. "Inilah akibat minimnya pengawasan terhadap proyek ini. Masa hanya di lewati air saja aspalnya langsung terkelupas? Hal ini perlu juga diusut," terangnya di lokasi Sabtu (17/18/2018).

Ia juga menambahkan bahwa pengerjaan proyek pengaspalan jalan tersebut tidak ditandai dengan Plang proyeknya alias "proyek siluman".

"Ini sama halnya menutup ruang bagi masyarakat untuk mengetahui spesifikasi rincian proyek yang dikerjakan. Pernah saya tanyakan kepada salah satu pekerja proyek ini dari dinas mana pengaspalan jalan ini, dia menjawab dari Dinas PERKIM," akunya.

Terkait hal ini, awak media ini langsung menghubungi Kadis Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PERKIM) Tobasa Jhonni Lubis akan tetapi tidak dijawab. Saat dijumpai langsung kekantornya juga tidak ada. Sedang kunjungan kerja ke luar daerah sebut salah seorang stafnya. Bahkan dimasage melalui Akun WAnya juga tidak ada jawaban.

Pengerjaan Proyek pengaspalan jalan tersebut tidak terlihat papan proyek alias bodong, yang terpasang sesuai aturan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Tentang pemasangan papan plang proyek wajib, serta kepres Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan barang dan jasa pemerintah.

Dimana diwajibkan untuk memasang papan proyek. Sangat disayangkan apabila aturan perpres yang sudah ditetapkan tersebut tetapi tetap di langgar.

Tanpa ada papan plang proyek tentu pemborong atau rekanan yang mengerjakan patut diduga sudah melanggar aturan UU No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dan diduga adanya pengurangan kwalitas dari bahan-bahan material.(os)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini