Walau masuk sebagai anggota G20 yakni negara dengan perekonomian terbesar, namun kebijakan ekonomi Indonesia belum dapat mempengaruhi negara lain. Hal ini berbeda dengan Amerika Seriat (AS), Uni Eropa, Jepang, dan China, ketika mengeluarkan kebijakan, mampu mempengaruhi ekonomi banyak negara lain.
"Ekonomi dunia tak bisa dipisah lagi, semuanya saling terkait. Tapi kita bukan ekonomi besar untuk bisa mempengaruhi negara lain, justru kita dipengaruhi oleh AS, China, Jepang dan negara di Eropa," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam acara Economic Challenges, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
JK mencontohkan, seperti China. Tren pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor industri China terus menurun. China dengan kekuatan manufaktur yang cukup besar, akan membawa dampak terhadap permintaan sumber daya alam, seperti nikel, tembaga, batu bara dan lainnya.
"Itu tentu akan mempengaruhi faktor global. Indonesia yang andalan ekspornya adalah sumber daya tersebut, tentu akan terpengaruh juga. Selama 2015 itu sudah terjadi, dan 2016 juga dimungkinkan terjadi" ujarnya.
Dalam kerangka manajemen strategi, JK menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan Indonesia ke depan. Kekuatan, kata JK terdapat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar.
"Indonesia selalu digambarkan kekuatan kita, karena pasar besar dan suatu resources yang besar. Dan di situ kenapa orang tertarik masuk ke Indonesia," tegas JK.
Kemudian dari sisi kelemahan, dalam era kompetisi seperti sekarang, maka pemenangnya adalah yang lebih baik atau lebih murah atau lebih cepat. Ada empat hal yang masih mahal di dalam negeri dan menjadi kelemahan di Indonesia, yaitu sektor keuangan, logistik, energi, dan birokrasi.
"Yang lebih mahal itu financial sektor. Bahwa dibanding negara lain. Itu berarti tak bisa berdiri sendiri," ujarnya.
Pada sisi peluang, menurut JK sudah pasti cukup besar karena sumber daya yang belum tergarap secara penuh. "Orang di dunia ini, solusinya adalah pasar. Indeks tren industri di China turun, karena pasar turun. Bolak-balik saja itu pengaruhnya," kata JK. (dc)
"Itu tentu akan mempengaruhi faktor global. Indonesia yang andalan ekspornya adalah sumber daya tersebut, tentu akan terpengaruh juga. Selama 2015 itu sudah terjadi, dan 2016 juga dimungkinkan terjadi" ujarnya.
Dalam kerangka manajemen strategi, JK menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan Indonesia ke depan. Kekuatan, kata JK terdapat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar.
"Indonesia selalu digambarkan kekuatan kita, karena pasar besar dan suatu resources yang besar. Dan di situ kenapa orang tertarik masuk ke Indonesia," tegas JK.
Kemudian dari sisi kelemahan, dalam era kompetisi seperti sekarang, maka pemenangnya adalah yang lebih baik atau lebih murah atau lebih cepat. Ada empat hal yang masih mahal di dalam negeri dan menjadi kelemahan di Indonesia, yaitu sektor keuangan, logistik, energi, dan birokrasi.
"Yang lebih mahal itu financial sektor. Bahwa dibanding negara lain. Itu berarti tak bisa berdiri sendiri," ujarnya.
Pada sisi peluang, menurut JK sudah pasti cukup besar karena sumber daya yang belum tergarap secara penuh. "Orang di dunia ini, solusinya adalah pasar. Indeks tren industri di China turun, karena pasar turun. Bolak-balik saja itu pengaruhnya," kata JK. (dc)