Benarkah Wanita Jelita WW 'Ada Main' dengan Pengacara Mantan Suaminya? Ini Petikan Wawancaranya

Sebarkan:

 



Wanita WW (tengah) didampingi PH-nya Nanang Ardiansyah Lubis dan ART. (MOL/ROBS)



MEDAN | Masih ingat dengan narasi sepasang sejoli, seorang pengacara seolah-olah digerebek dengan mantan istri kliennya (Jaka Syahputra) berinisial WW di salah satu hotel di kawasan Jalan Jamin Ginting Medan yang sempat viral di media sosial?


Setelah si pengacara bernama Iqbal Syahputra Siregar beberapa pekan lalu berhasil diwawancarai awak media, giliran wanita berparas jelita berinisial WW angkat bicara, Sabtu siang tadi (1/4/2023).


Benarkah dia 'ada main' dengan pengacara mantan suaminya? Berikut antara lain petikan wawancara dengan logat khas Medannya didampingi penasihat hukumnya (PH) Nanang Ardiansyah Lubis.


Tanya (T): Apa sebenarnya yang terjadi soal penggerebekan itu?


Jawab (J): Itu kita di dalam hotel tidak ada terjadi apapun. Karena kita keluar pun dalam keadaan rapi, nggak acak-acakan. Udah gitu nggak ada dalam keadaan gugup ataupun ketakutan gitu.


Biasanya kan kalau istri ketahuan selingkuh gitu ya? Kita merasa, ih minta maaf lah. Jangan gitu. Ini aku biasa aja. Malah aku membantah pengacaranya. Aku biasa aja.


Kenapa kami sampai di hotel, itu kan jam sekitar jam 10 ya si Iqbal jemput ke rumah mama bahwasanya ada mau urusan ke kantor pajak, PKP Pondok Kelapa. Ada klien kita turun dari Singapura. Kan nggak mungkin. Jadi Saya bilang sama Iqbal, udahlah Bal, kamu aja dulu yang handle gitu. Nggak enak badan gitu kan. Terus, nggak bisa lah. Karena kakak kan yang handle. Sudah itu, ada lagi yang mau ngurus pajak baru gitu.


Karena kan selama ini Iqbal yang bantu Saya dalam perekonomian gitu. Kan nggak mungkin dia ngasih Saya gitu (aja) kan? Dia dengan cara mengasih. Dia kan lawyer punya klien. Jadi kliennya itu urus pajak sama Saya mau jadi satu paket gitu.


Jadi kita makan siang jam 11.00 ya jam sekitar jam 11.30 apa jam 12.00 gitu lah ya? Kita makan siang sama klien kita. Dekat Ring Road, lupa nama kafenya apa gitu. Sampai lah jam setengah 2 (siang).


Jam 4 (sore) kita rencana mau jumpa klien lagi. Mau konsultasi lagi. Si Iqbal sebagai pengacara gitu kan. Jadi dilihat si Iqbal lah muka Saya pucat. Memang keadaan itu memang Saya lagi sakit, dalam keadaan demam dan Saya memutuskan. Saya mau minta istirahat dulu sebentar kan enggak mungkin lagi pulang ya gitu kan.


Jadi Saya berpikir Saya sama Iqbal kan sepupu gitu. Jadi masih ada hubungan darah. Mama Iqbal itu kakaknya mama Saya kandung gitu. Jadi, adalah jarak. Tapi kalau Saya ke dalam hotel itu dengan pria lain itu mutlak itu pasti dalam tanda kutip ya? Kita istirahat di dalam.


Kita cek in tuh jam 02.30 (sore) ya, eh sekitar jam 2 lewat ya gitu kan jadi kita cek out sekitar jam 4 (sore) karena kebetulan kita mau jumpa klien lagi. Tiba-tiba kita keluar udah rame. 


Jadi saya bilang siapa tu ya? Yang ngebel-ngebel itu? Dalam keadaan masih pusing. Keluar udah rame ngaku-ngaku dari Poltabes (Polrestabes) Medan.  Ditanya sama Iqbal, mana surat penangkapannya? Sudah bawa-bawa bawa orang itu ke Poltabes. 


Makanya Saya membantah. Ini apa Poltabes? Kenapa ini rame-rame?  Ada apa? Kalau memang mau dobrak, dobrak aja. Kan ada kunci serap (serep) di resepsionis.


Jadi kita ke kantor Poltabes untuk dikasih keterangan dan diamankan 1 kali 24 jam. Ya udahlah kita panggil orang tua kita gitu kan. 


T: Apa alasannya enggak beristirahat di hotel? Kenapa bukan di kafe misalnya?


J: Karena memang posisi saya memang enggak enak kali. Memang posisi Saya memang lagi drop. Kemarin tuh Saya sakit sebelum satu hari itu Saya berobat gitu. Sebenarnya Saya harus bed rest. 


Jadi mau nggak mau karena namanya Saya merintis ya. Karena dia mantan suami Saya (Jaka) tidak menafkahi Saya selama 2 bulan, mau nggak mau aku yang merintis gitu kan? Menafkahi anak Saya gitu, dengan mencari klien merintis lagi dari nol.


Apapun ceritanya, Saya sakit, apapun keadaannya, Saya berjuang demi anak Saya. Si Iqbal ngasih klien sama Saya. Kalau Saya nggak datang, ditunda-tunda, kan buang rezeki namanya gitu ya?  


Saya jualan online, terus Saya berusaha untuk menafkahi anak Saya gitu kan, karena papa mereka itu tidak menafkahi lagi dan juga tidak open. Apapun. Masalah uang sekolah, uang jajan, uang makan, transportasi. Apapun ceritanya tuh enggak ada. Dia lepas tangan.


T: Secara jujur, kakak ada gak hubungan (spesial) sama Ibal?


J: Kalau hubungan (spesial) kita gak ada hubungan (kecuali) sepupu ya?  Kalau kita ada senda gurau. Kayak ada katanya chat-chat mesum ya? Biasalah ya? Kita chat-chat senda gurau. Karena apa? Di saat itu kan Saya lagi dalam keadaan kalut sama suami Saya.


Dan Iqbal mencoba untuk menenangkan Saya dia bersenda gurau sama Saya. Jadi Saya udah agak rileks lah dengan dia senda gurau gitu. Udah agak plong Saya kan gitu. Dan mama si Iqbal itu kan kakaknya mama saya. Kita tidak ada hubungan apapun


T: Kalau soal adanya chat bahasanya memuaskan?


J: Chat memuaskan itu ya? Itu kan cuma bercanda aja. Bersenda gurau. Ada nggak di chat itu Saya menanggapi? Itu kan dengan emoticon-emoticon ketawa, lucu gitu kan. Kecuali Saya di situ Saya maksudnya Saya tanggapin dengan, Oh iya Bal? Ayok lah Bal (Iqbal), Gimana? Gitu ya? Ini gak ada. Itu kan biasa. Kalau nanggapinya serius, itu kan versi masing-masing ya.


T: Selain di Jalan Jamin Ginting, ada juga katanya di Hotel Krakatau?


J: Krakatau mana? Itu kan versi dia (mantan suaminya Jaka) bang. Kalau memang ada, ada buktinya penggerebekan gini. Gak ada bang. Itu kan versi dia. Dia merasa nggak senang gitu Saya gugat cerai gitu kan jadi dia nyari kesalahan Saya seperti itu. Jadi berita-berita itu ya biasalah ya? Kalau orang nggak senang dicari-cari kesalahan gitu. Ya udah, Saya ikhlas aja apa yang dituduhkan itu.


T: Bagaimana dengan informasi talak satu (dari mantan suami, Jaka) ?


J: Ada. Itu sejak dari bulan 10 (2022) itu dia alasan dia ke Jakarta. Ada (acara) ulang tahun asosiasi pajak. Jadi hati Saya itu nggak tenang. Sebagai seorang istri itu Saya enggak tenang. Jadi Saya mengambil kesimpulan dan mensadap WA-nya. Di situ ada chat-chat yang tidak, yang membuat perasaan dan hati saya sakit. 


Jadi Saya menyusul lah ke sana, dia marah jadi besoknya Saya pulang. Jadi dia sampai pulang ke rumah . Seakan-akan dia tidak terima. Gimana ya? Dengan menghilangkan kesalahan dia, dia mencari-cari kesalahan Saya.


Dia (mantan suaminya Jaka) membilangkan talak itu karena Saya kemarin itu adalah, eee gara-gara keuangan yang masalah keuangan perekonomian ya. Jadi Saya itu mencoba untuk meminjam uang sama Iqbal, ditransfernya ke Saya. Mantan suami Saya enggak terima. Seakan-akan Saya meminjam itu kayak pasti ada apa-apanya ini dia minta, transfer uang (ke pengacara Iqbal)


Padahal Saya rencana minjam uang itu Rp40 juta bulan 1 kita pinjam, rencana bulan 2. Dia memukul Saya, menendang Saya tanpa memberi kejelasan, tanpa memberi kesempatan menanyakan ke Iqbal atau ke Saya kenapa sampai meminjam uang itu gitu kan. Karena kan selama 13 tahun, 14 tahun Saya yang menjalankan dan memegang keuangan suami Saya di kantor.


Namanya usaha ya? Pasti ada pasang surut. Keadaan keuangan kami di tahun 2022 itu lagi down ya? Jadi dia di situ disalahkan Saya. Seakan-akan Saya tuh menghabiskan uangnya, memfoya-foyakan uangnya.


Saya berutang ke sana ke sini untuk apa? Untuk menutup gaji anggota, setoran pajak atau apapun itu. Tapi dia anggap Saya tuh menghambur-hamburkan uang. Dan itu juga ada saksinya anggota saya dan ART (Asisten Rumah Tangga) Saya. Bukan untuk keperluan pribadi Saya. Beli barang branded. Baju branded. Nggak.


Biasanya juga Saya yang menghandle keuangannya sampai dia punya aset. Kalau Saya memang boros, menghambur-hamburkan uang, dia punya aset apa sekarang? Karena memang Saya merintis dari nol. Dari pacaran, sebelum menikah kita merintis.


T: Jadi sudah berapa lama tidak dinafkahi mantan suami, untuk anak-anak khususnya?


J: Berjalan 3 bulan. Dari awal bulan dua (2023) ini mau jalan bulan 4.  Jadi selama ini Saya lah yang berusaha jualan online ya produk kecantikan terus kita bekerja sama-sama Iqbal dengan mengerjain klien pajak perusahaan.


Di penghujung wawancara, wanita berparas jelita itu mengaku sudah membuat laporan resmi kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya ke Mapolrestabes Medan. 


Berikut dugaan tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atas rekaman video seolah-olah mereka digerebek berbuat mesum di hotel yang diupload ke media sosial (medsos). (ROBS)




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini