Potret selenoid dispenser SPBU yang dalam keadaan rusak. |
MEDAN | Pasca dispenser rusak secara massal pada beberapa SPBU di Sumatera Utara, penyaluran atau penjualan BBM jenis pertalite kembali normal.
Demikian dikatakan Area Manager Comm, Rel, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria, Senin (9/6/2025).
"Setelah mendapat laporan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut dan Hiswana Migas Wilayah Sumbagut turun ke SPBU untuk memastikan bahwa perbaikan dan penggantian bagian tertentu pada mesin pompa berjalan maksimal, sehingga layanan masyarakat akan kebutuhan BBM Pertalite tetap terjaga dan sekarang sudah normal," katanya.
Lebih lanjut Satria menjelaskan masyarakat tidak perlu khawatir, kondisi stok minyak pertalite dalam keadaan yang aman, cukup dan tersedia.
"Jika masyarakat mendapati kendala dengan pelayanan BBM dapat menghubungi call centre 135," ujarnya.
Dijelaskan, pihaknya mendapat laporan dari beberapa SPBU bahwa aliran pada nozle dispenser produk pertalite melambat, sehingga durasi pengisian BBM ke kendaraan memakan waktu yang lebih lama.
Disinggung penyebab kerusakan nozel dispenser secara massal pada beberapa SPBU di Sumut, Satria mengaku pihaknya masih melakukan investasi.
"Kami masih melakukan investasi dan jika hasilnya sudah ada segera diinformasikan," sebut Satria.
Berita sebelumnya, diduga akibat kadar minyak tidak bagus atau bermasalah, sejumlah SPBU di Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Langkat tidak berani jual bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
"Kami istilahkan minyak ini bodong dan kalau dijual akan jadi masalah bagi konsumen," kata seorang operator SPBU, di Medan, Sabtu (7/6/2025).
Operator SPBU yang minat namanya disembunyikan itu menjelaskan, kasus ini berawal dari minyak pertalite yang masuk ke SPBU, Jumat (5/6/2025) malam.
"Tadi pagi ketika kami mau jual, mesin nozel pertalite bermasalah. Jumlah minyak yang keluar tidak sesuai dengan meteran dan kalau dipaksakan pasti menimbulkan komplain dari konsumen," katanya.
Akibatnya, SPBU dimaksud tidak berani menjual dan kalau dipaksakan akan mengakibatkan kerusakan pada selenoid dispenser serta membrannya mengembang.
"Mengatasi itu, penjualan pertalite terpaksa dihentikan dan jika ditanya konsumen, kami bilang minyak habis," ujar operator SPBU, itu.
Disinggung tentang asal minyak, sumber mengaku tidak ada masalah dengan apa yang tertera pada dokumen yang diserahkan transportir.
"Hal ini sejak tadi pagi sudah kami laporkan ke Pertamina namun belum ada solusi," ujarnya.
Sementara itu, operator SPBU lainya, mengaku disuruh Pertamina untuk mengganti sendiri selenoid yang rusak.
"Gila, kerusakan akibat ulah minyak mereka, kami disuruh perbaiki sendiri," ujar sumber.
Diperkirakan, jika maslah ini tidak segera diatasi, maka kelangkaan BBM jenis pertalite akan terjadi dalam beberapa hari ini dan dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Dari grup WA kami, diperkirakan sudah ada puluhan bahkan ratusan SPBU mengalami masalah yang sama dan belum tahu kapan hal ini bisa teratasi," ungkapnya.
Pantau dari lapangan, hingga sore ini, SPBU Pasar 3, Marelan tidak menjual minyak jenis pertalite. Saat ditanya, operator mengaku minyak sedang dalam perjalanan.
Guna mengetahui dan klarifikasi maslah tersebut, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Susanto August Satria belum menjawab saat dihubungi melalui telepon. (RE Maha/REM).