Dampak Tiket Mahal, Bandara Sepi, Pedagang UMKM Menjerit, Omset Merosot 50 Persen

Sebarkan:

 Kualanamu | Mahalnya harga tiket pesawat dalam dua bulan terakhir membuat penumpang bandara kualanamu deliserdang sumatera utara  sepi dan hal ini mengakibatkan para pedagang umkm menjerit pasalnya omset pendapatan mereka melorot drastis mencapai lima puluh persen.

Dampak mahalnya harga tiket dan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai hingga kini membawa dampak negatif pada pelaku bisnis dan usaha di Bandara Kualanamu Deliserdang.

Salah satu usaha  penjualan oleh oleh yang biasanya menjadi langganan rutin para penumpang yang akan berangkat ke tujuan kini tampak sepi dari pembeli, para penumpang enggan tak mampu lagi membawa oleh oleh dengan pesawat karena mahalnya tarif bagasi  berbayar yang dikenakan oleh sejumlah maskapai.

Hal ini tentunya berdampak pada pendapatan para pelaku usaha umkm yang ada di terminal Bandara Kualanamu.

Hendrik salah seorang pedagang UMKM oleh oleh medan yang ada di terminal Bandara Kualanamu, Senin (18/02/2019) mengatakan, tokonya sudah dua bulan terakhir sepi pebeli dan pendapatan juga turun 50 persen sejak mahalnya harga tiket dan penerapan bagasi berbayar.

“Penumpang berfikir dua kali kalau hendak beli oleh oleh karena biaya tiket yang mahal ditambah lagi biaya bagasi, namun ia masih berharap situasi ini tak berlarut larut," keluhnya.

Hal yang sama juga dialami pedagang oleh oleh dan kerajinan tangan daerah kabupaten deliserdang semenjak mahalnya harga tiket dan penerapan bagasi berbayar omset penjualan  mereka juga turun drastis juga lima puluh persen.

“Kami dagang makanan, kerajinan tangan dan pakaian buat oleh oleh, kalau buka dari pukul pagi hingga sore hari, sudah dua bulan sepi sejak tiket dan bagasi mahal,” pungkasnya.

Para pedagang umkm dibandara kualanamu ini berharap agar pemerintah dapat mengatasi mahalnya harga tiket dan menghapuskan kebijakan bagasi berbayar agar penumpang bandara kembali normal dan aktivitas ekonomi dan perdagangan di bandara kualanamu kembali normal.(wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini