Soal Penahanan Ijazah Siswa Kurang Mampu, Ini Penjelasan Kasek SMAN 12 Medan

Sebarkan:




Kepala SMAN 12 Medan Theresia Sinaga (kiri) didampingi Pengawas Sekolah Dra Merci Napitu dan Drs Hotman Aritonang. (MOL/Ist)



MEDAN | Mirip peribahasa bijak, ‘Air susu dibalas dengan air tuba’. Setahun sesudah JOR menamatkan studi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12 Medan, tiba-tiba viral di media sosial (medsos) menyebutkan dirinya tidak bisa mengambil ijazah karena belum membayar uang komite sekolah selama 3 tahun. 

Hal ini membuat pihak sekolah terkejut dan menyesali pemberitaan tersebut. Atas pemberitaan miring tersebut, Kepala SMA Negeri 12 Medan Theresia Sinaga SPd pun angkat bicara.

"Pemberitaan itu tidak benar, karena setelah pengumuman kelulusan siswa yang bersangkutan tidak pernah datang kesekolah untuk mengambil ijazah, bahkan untuk sidik jari pun tidak datang ke sekolah," ujarnya Rabu, (14/5/2024).

Theresia membenarkan bahwa JOR adalah alumni SMAN 12 Medan Tahun 2023 dan tergolong siswa dengan keluarga tidak mampu. Selama mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 12 Medan yang bersangkutan sering tidak hadir dan selalu mendapat pendampingan dan bimbingan dari guru, wali kelas dan guru BP di sekolah.

Pihak sekolah selalu berupaya agar dia mendapatkan bantuan pemerintah berupa Program Indonesia Pintar (PIP). Dan selama 3 tahun belajar? sambungnya, selalu mendapatkan PIP setiap tahunnya. 

Tidak sampai di situ, Theresia juga menceritakan, untuk mengambil ijazah dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 19 Medan pun JOR baru mengambilnya setelah tahun ke 3 (kelas XII), dengan alasan tidak ada ongkos. Dengan inisiatif dari salah seorang guru memberikan uang sebagai ongkos. Barulah ijazah SMP nya diambil karena diperlukan untuk kelengkapan administrasi Asesmen Akhir Tahun di SMAN 12 Medan.

Selain itu, Selasa (7/5/2024), pihak sekolah mendatangi rumah yang bersangkutan yang diwakili Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Kurikulum dan wali kelasnya dengan membawa SKHU dan ijazah. Dan menyerahkannya kepada Jhuan didampingi orang tuanya. 

Pada saat memberikan ijazah ada seorang yang melarang mereka (JOR-red) menerima ijazah tersebut dan menghubungi pihak lain melalui video call. Pihak ketiga tersebut mengaku dan mengatakan bahwa ijazah itu harus diserahkan kepada mereka. Namun pihak sekolah tidak mau menyerahkannya kecuali kepada yang bersangkutan dan orang tuanya. Dan akhirnya JOR menerima ijazah tersebut. 

“Perwakilan sekolah mengundang yang bersangkutan untuk datang besoknya ke sekolah untuk sidik jari dan meleges fotokopi yang dibutuhkan. Namun ditunggu sampai beberapa hari, yang bersangkutan tidak datang. 

Akhirnya pada Minggu (13/5/2024), kembali pihak sekolah dalam hal ini PKS Kurikulum mendatangi rumah yang bersangkutan dengan membawa stempel sekolah dan melakukan sidik jari serta menstempel SKHU dan ijazah yang bersangkutan di rumahnya, urai Theresia Sinaga. 

Pihak Ketiga

Setelah selesai, perwakilan sekolah berbincang-bincang dengan yang bersangkutan dan orang tuanya. Kenapa sampai bisa ada pemberitaan di sosial media yang cenderung kebenarannya tidak valid. 

“Menurut pengakuan yang bersangkutan dan orang tuannya, mereka tidak tahu apa maksud dari pihak ketiga tersebut. Orang tua JOR mengaku bukan mereka yang membuat semua berita di sosmed itu.

Sebelum pulang, perwakilan SMAN 12 Medan menganjurkan Jhuan agar memfotokopi ijazahnya dan datang kesekolah untuk meleges tanpa dipungut biaya apapun,” tuturnya.

Sebelum Kasek

Di bagian lain, Theresia menyampaikan keberatan karena fotonya terpajang di website pemberitaan di salah satu media online yang tayang pada tanggal 7 Mei 2024 naru lalu. "Kejadian ini terjadi sebelum saya menjadi Kasek di SMAN 12 Medan dan tanpa seizin saya,"tegasnya.

Dari kejadian ini, Theresia berharap tidak akan terulang lagi dan ini menjadi pengalaman berharga baginya. Theresia juga mengimbau kepada siswa dan orang tua jika ada keluhan di sekolah langsung saja menjumpai pihak sekolah. "Kejadian ini menjadi pengalaman berharga bagi saya. Dan saya menghimbau kepada siswa dan orang tua. Jika ada keluhan terkait sekolah langsung saja jumpai saya jangan melalui akses lain agar tidak terjadi lagi hal seperti ini," pungkasnya. (ROBS/Rel)





Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini