Polisi Dituding Tidak Fair Terkait Bentrok OKP di Pancurbatu

Sebarkan:


DELISERDANG |
Keributan ormas Pemuda Karya Nasional (PKN) dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Pancurbatu, Deliserdang di awal Maret 2024 lalu berbuntut panjang. Pihak dari IPK menuding polisi tidak fair.

Informasi sebelumnya dilansir dari detik, karena terindikasi terlibat penyerangan dua sopir truk milik keluarga Ketua Pemuda Karya Nasional (PKN) di Jalan Jamin Ginting, Deli Serdang, 5 anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) ditangkap. Tak lama kemudian, 5 anggota PKN juga diamankan diduga hendak menyerang balik IPK menggunakan sajam dan senpi.

Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Marbun pada waktu itu, Jumat (1/3/2024) mengatakan, dua sopir tersebut bernama Ivan Sanzes dan Simon Tarigan. Mereka diserang anggota IPK. Keduanya bekerja sebagai sopir truk dari PT Key Key milik abang Ketua PKN. Namun Ivan dan Simon diserang di waktu yang berbeda.

"Ivan diserang sehingga mendapati luka tembak di bagian pelipis mata bagian kiri. Sedangkan Simon mengalami luka di bagian kepala akibat dilempar batu," kata Teddy saat menggelar konferensi pers di Mako Polrestabes Medan, Selasa (6/3)

Berangkat dari kejadian itu, korban membuat laporan ke Polrestabes Medan. Lalu, polisi melakukan penyelidikan. Pada Selasa (6/3) sekitar pukul 02.00 WIB, polisi menangkap para pelaku yang sedang istirahat di warung Posko IPK, Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu. Para pelaku berinisial, DS, ASG, EG, BST, dan MS.

"DS selaku Ketua PAC IPK Pancur Batu berperan mengumpulkan anggota dan mempersiapkan senjata untuk menyerang. ASD, Sekretaris PAC IPK Pancur Batu, membawa samurai dan mengancam sopir truk," sebut Teddy.

Dari para pelaku, polisi menyita sejumlah alat yang diduga dipakai saat menyerang sopir truk. Di antaranya, dua senapan angin, puluhan anak panah, 6 senjata tajam dan mercon. Kata Teddy, para pelaku mengaku menyerang sopir truk karena ada masalah ketersinggungan dengan tindakan anggota PKN sebelumnya.

"Motifnya, masalah ketersinggungan. Kalau dari rekaman CCTV yang kita dapat, awal mulanya anaknya Ketua PAC (IPK) ini lewat di Jalan Jamin Ginting. Di situ, ada sekelompok ormas PKN. Saat lewat, ada bahasa, seolah-olah, dari ormas PKN itu mengolok-olok ketua (DS)," jelas Teddy.

Tak terima atas tindakan itu, anak DS turun dari mobil dan berujung terjadi perselisihan. Peristiwa itu pula yang merembes sampai akhirnya dua sopir truk diserang. Tak hanya dari pihak IPK, polisi turut menangkap 5 anggota PKN. Namun, anggota PKN ini ditangkap karena membawa sajam dan senpi yang diduga ingin digunakan untuk menyerang IPK.

Teddy mengucapkan lima anggota PKN itu bernama Muhammad Qrais (20), Ilham Syahputra (19), Roni Tarigan (22), Fernando Hose (22), dan Wahyu Syahputra (20). Mereka ditangkap saat mengendarai mobil Avanza di Desa Namo Riam, Kecamatan Pancur Batu, pada Selasa (6/3) sekitar pukul 02.09 WIB.

"Saat digeledah, ditemukan 1 pistol Makarow made in Rusia, 43 amunisi, 4 senapan angin laras panjang, 13 samurai, dan 4 sajam. Para pelaku dari PKN ini ingin melakukan penyerangan. Sepertinya ada (kaitannya dengan penyerangan ormas IPK terhadap dua sopir truk). Meski begitu, kami masih mendalaminya," ujarnya.

Kini seluruh pelaku telah ditahan di Satreskrim Polrestabes Medan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Untuk anggota IPK disangkakan pasal 170 ayat 2 Jo 351 Jo 406 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Sedangkan anggota PKN dijerat dengan pasal 1 ayat 1 dan pasal 2 ayat 1 UU Darurat RI No 12 tahun 1951.

Nama Pelaku Penyerangan Sudah Diserahkan ke Polisi

Terkait persoalan itu, Daniel Simbolon SH, angkat bicara. “Peristiwa itu berawal di tanggal 05 Maret 2024 lalu. Sekelompok orang dari PKN menyerang kantor PAC IPK Pancurbatu. Mereka merusak kantor IPK dan melukai 1 orang warga yang terkena tembak di bahu sebelah kanan dengan memakai senapan angin, batu dan beberapa jenis sajam. Itu kejadian sekitar pukul 4 sampai 5.30 wib pagi,” terang pengacara asal Kota Medan ini.

Kemudian, lanjutnya, anggota IPK berjaga-jaga di seputaran TKP untuk menjaga serangan susulan. Tetapi tak lama kemudian, bertepatan lewat 2 buah truk melintasi dekat TKP, tidak jauh dari kantor IPK Pancurbatu. “Truk itu diduga milik si Godol Ketua Brigsus PKN Sumut. Lalu Anggota IPK di sana spontanitas melempari kaca truk sampai pecah, dan kepala 2 orang supirnya cidera. Kemudian ke 2 supirnya buat laporan ke Polsekancur,” kata Daniel.

Kemudian, masih ujar Daniel, di tanggal 6 Maret pihak IPK Pancurbatu juga membuat laporan pengrusakan kantor ke Poldasu, dan satu laporan lagi terkait korban tembakan di bahu kanan di Polresrabes Medan.

“Hanya berselang 2 hari setelah kejadian itu, Ketua IPK Pancurbatu Diamanta Sembiring dan 5 anggotanya ditangkap Polrestabes Medan dan sampai sekarang masih ditahan. Sementara LP dari pihak IPK, sampai sekarang belum ada progress tindak lanjutnya,” ketus Daniel.

Kondisi itu, lanjut Daniel, disebabkan adanya dugaan kedekatan oknum PKN dengan pihak kepolisian. “Ditambah lagi adek kandung oknum PKN ada yang bertugas di jajaran Polrestabes Medan. Karena melihat situasi itu, makanya kita ekspose terus dari media, sampai kemarin si Godol ditangkap di lokasi perjudian dengan tuduhan kepemilikan senjata api. TKPnya di Durin Sembelang Pancurbatu,” sebutnya.

Sampai sekarang, Godol ditahan di Polrestabes Medan dan dibantarkan di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. “Tetapi dia ditangkap bukan karena ada kaitannya dengan LP yang dibuat. Dia ditangkap karena sweeping gabungan dari Brimob Poldasu dan Polsestabes Medan di lokasi perjudian,” katanya lagi.

Daniel dan kawan-kawan sangat berharap agar pihak kepolisian benar-benar turun dan meringkus para pelaku penyerangan kantor IPK, serta meringkus pelaku penembakan 1 seorang warga yang LPnya hingga saat ini masih jalan di tempat.

“Pelaku masih berkeliaran. Beberapa nama pelaku sudah kita kasih sama polisi tapi belum juga ditangkap. Malah yang ditangkapi anak-anak di bawah umur berjumlah 5 orang dari lokasi judi si Godol. Barang buktinya ada pisau, klewang, pistol senjata api FN buatan Rusia. Tapi itupun ke 5 orang anak tadi tidak ada kaitannya dengan para pelaku penyerangan,” akhir Daniel.(red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini