LABUHANBATU | Ingin tunjukan dan menyalurkan bakat seni tarik suara, 5 orang narapidana Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Kelas 2 Rantauprapat membentuk Grup Band dibalik Jeruji Besi.
Beranggotakan 5 orang narapidana WBP kelas 2 Rantauprapat, grup band yang usianya baru 6 bulan ini, dimana personilnya berbeda latar belakang pelanggaran hukum (tindak kejahatan) dan mereka baru menjalani hukuman 2 atau 3 tahun di lapas ini dengan menyalurkan bakat seni tarik suara dengan membuat grup band bernama Sambiroto, adapun anggota personil band yakni Rico Pradana pemain gitar melodi, Suwondo gitar rytem, Indra Jaya Pramana pemain kajon (Dram), Wardani vokalis band dan Afriandri Maranduri pemain bass
Menurut salah satu personil band Sambiroto yakni Rico Pradana, saat ditemui awak media di Aula Lapas kelas 2 Rantauprapat pada Senin (26/6/2023) mengatakan terbentuknya grup band Sambiroto ini awalnya mereka bingung dan tidak tahu berbuat apa untuk menghibur diri dengan perilaku dan perbuatan yang positif saat berkumpul diwaktu senggang (istirahat) bermodalkan ada bakat seni mereka memanfaatkan alat seadanya dengan menggunakan botol mineral dan plastik yang diisi kain bekas mereka bernyanyi menyanyikan lagu berjudul Makile sehingga mendapat perhatian dan respon petugas kalapas.
"Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Kalapas beserta jajarannya" kami membentuk band ini ingin bakat yang ada, kami sampaikan kepada bapak kalapas dan disambut respon baik"ucap Rico
Sambung Rico, grup nama Sambiroto Band ini mempunyai makna arti "Sambiroto itu pahit tapi jadi obat" mengandung pesan moral karena kami menjalani hukuman atas kesalahan yang kami lakukan sewaktu diluar sana".
Sementara itu, Kalapas kelas 2 Rantauprapat Jayanta Perangin Angin, mengatakan bahwa terbentuknya band ini mencoba membangkitkan bakat yang mereka miliki dan kreativitas para warga binaan di Lapas Kelas 2 Rantauprapat dimana notabenya adalah fungsi dan tugas kami membina warga binaan.keluarga besar Lapas kelas 2 Rantauprapat yang notabenya adalah tugas dan fungsi kami membina warga binaan membina orang sudah masuk ke lapas ini yang telah inkrah dalam putusan pengadilan negeri."
Lanjut Kalapas, mereka adalah beberapa warga binaan yang mempunyai kasus ada kriminal dan kasus narkoba jadi di lapas ini mereka ada keinginan suatu perubahan pada mereka".
"Jadi kami sebagai petugas disini hanya memfasilitasi keinginan mereka adalah melalu jalur musik dimana kami lihat mereka menggunakan alat seadanya seperti botol mineral, plastik yang diisi kain bekas yang mereka pukul ke lantai sambil bernyanyi, "Jadi seperti ini, kalian hobby musik" tegur kalapas" iya pak jawab mereka.
Selanjutnya mereka saya tantang dengan waktu satu pekan mereka harus bisa menciptakan lirik lagu berisikan latar belakang kehidupan mengandung pesan moral baik sebelum dan sesudah di lapas ini." dan tempo waktu tiga hari mereka sudah dapat menciptakan lagu dan liriknya, itulah latar belakang terbentuknya grup band Sambiroto, ucap Jayanta
"Saya juga berterimakasih dukungan kawan-kawan diluar sana yang turut membantu. Awalnya saya menawarkan program dan meminta izin pada pimpinan atasan saya untuk membuat band di lapas ini dan ternyata sangat di Apresiasi dengan baik," tambahnya
Lebih jauh, Jayanta berharap lagu yang di ciptakan dan rilis mereka dengan judul "Kami Bukan Sampah" dapat diterima baik oleh masyarakat luar, dan menjadi motivasi bagi narapidana lain dan lapas lainnya (Husin)