 |
| Kepala Desa Sibanggor Julu (kopiah putih) mendampingi tim investigasi Pemkab Madina, yang salah satunya Wakil Bupati Madina (tengah) saat bertemu masyarakat pasca-insiden. |
MANDAILING NATAL | Kepala Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Awaluddin, mengklarifikasi pernyataannya soal kehadiran tim investigasi Pemkab Madina, pasca-insiden 6 Maret dan semburan lumpur.
Awaludin mengatakan, pernyataannya yang menyebut tim investigasi yang tak pernah hadir merupakan sebuah kesilapan.
"Iya, sebuah kesilapan saya itu. Saya ingat-ingat rupanya ada datang. Terjawab saya ketika ditanyai sama (wartawan red) kalau buk wakil tidak pernah datang. Rupanya, saya ingat-ingat lagi sudah datang, ada lagi foto-fotonya," kata Awaluddin, kepada Metro-Online, Jumat (16/9/2022).
"Memang karena lupa, itu kesilapan saya yang namanya manusia. Apalagi kan malam itu kalau enggak salah sekitar pukul tengah 11 malam yang saya ditanyai itu," imbuhnya.
Awaluddin juga menjelaskan, perihal penyelesaian persoalan tali asih maupun kompensasi pasca-insiden tersebut, pada dasarnya tim investigasi Pemkab Madina menyerahkan ke pihak masyarakat (korban) dan perusahaan dengan difasilitasi pihak kecamatan dan pemerintahan desa (pemdes) Sibanggor Julu dalam hal penyelesaiannya.
"Memang penyelesaiannya secara kekeluargaan dilakukan melalui musyawarah internal masyarakat dan perusahaan. Kalau nantinya tak menemui kesepahaman dan kesepakatan baru kami laporkan ke bupati dan wakil bupati. Ini kan memang masih proses penyelesaian," jelasnya.
Terkait kelanjutan mengenai pembahasan permintaan kompensasi untuk korban semburan lumpur, kata dia, pihak desa akan melakukan musyawarah internal dengan masyarakat atau para korban.
"Besok (Sabtu), kemungkinan akan musyawarah internal dulu dengan masyarakat. Seterusnya, pertemuan dilakukan dengan perusahaan. Surat dari perusahaan terkait itu pun sudah kita terima," kata Awaluddin. (SRH/Sahrul)
