Ketua DPC Repdem Taput Desak Kapolres Tangkap Oknum Dosen IAKN Pelaku Sodomi

Sebarkan:

TAPUT | Sungguh memalukan dan merusak citra Tapanuli Utara, terlebih lagi terungkap pengakuan korban pencabulan dilakukan Oknum Dosen Kampus bernafaskan Kristen yakni Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.

Ketua DPC Repdem (Relawan Perjuangan Demokrasi) Sayap PDI Perjuangan Kabupaten Tapanuli Utara Alfredo Sihombing mendesak Kapolres Taput agar segera mengusut tuntas bahkan menangkap oknum dosen NTL.

" Sangat miris, saya baca tadi link beritanya dan sangat meresahkan masyarakat adanya oknum Dosen IAKN yang tega melakukan pencabulan kepada mahasiswanya," tegas Alfredo Sihombing yang juga Alumni STAKPN itu, Selasa (31/5/2022).

Alfredo Sihombing mengungkapkan terlebih laporan itu telah masuk hampir satu minggu yang lalu.

" Kami dengar terlapor masih belum diproses, bahkan juga berdasarkan penelusuran kami korbannya lebih dari satu. Kami minta Pak Kapolres agar memerintahkan anggotanya segera memanggil bahkan menangkap terlapor agar masyarakat tenang," harapnya.

Alfredo yakin dalam penanganan setiap perkara Polisi pastinya akan bertindak profesional, terukur dan mengedepankan aturan yang berlaku.

" Tapi untuk menenangkan situasi dan mengantisipasi akan ada korban lainnya, saya harap pelaku diamankan dulu," pungkasnya.

" Kami yakin Polisi akan bertindak cepat agar kasus ini tuntas, sehingga tidak akan jadi preseden buruk kedepannya," ucap alumni STAKPN tersebut.

Seperti diberitakan, Oknum dosen Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung Taput inisial NTL diduga melakukan perbuatan yang tidak pantas kepada mahasiswanya yang saat ini duduk di Semester IV dengan jalan melakukan perbuatan cabul Sodomi.

Pengakuan korban berinisial KS  Senin (30/5/2022) mengungkapkan kisah memilukan terjadi tahun 2020.

Saat itu, warga pemilik KTP diluar Kabupaten Taput tersebut tersebut berniat ingin melanjutkan kuliah di kampus Theoligia tersebut.

Awalnya Tantenya memperkenalkannya dengan Dosen NTL karna dulunya pernah satu kuliah dan sama-sama melamar CPNS.

Tantenya meminta Terlapor membantu Korban agar bisa diterima di kampus IAKN sekaligus agar dibantu dapat beasiswa.

Sekaligus, agar tinggal ditempat pelaku di Silangkitang Sipoholon sehingga bisa dekat ujian dan kalau menang dekat ke kampus.

" Saat itu bang, pertama kali aku modusnya dipeluk, saya risih, apa ini, saya belum pernah dipeluk lelaki," ungkapnya.

Namun, pelaku berdalih orang tuanya baru meninggal sehingga butuh teman curhat.

" Saya ingat saat itu Juli tahun 2020, awal saya mau ujian seleksi mahasiswa baru. Dan malam itu saya diajak tidur bersama. Awalnya tidak ada apa-apa, tengah malam saya dipeluk dari belakang. Mau lari tidak tahu kemana apalagi saya belum mengenal daerah tempat kami kost," ujarnya.

KS mengungkapkan Pelaku mencoba menarik celananya, namun ditahannya dan berulangkali tarik menarik pun terjadi.

" Saya sampai Tartondi Bang, bingung bercampur kalut, apalagi Saya sudah dibantu agar masuk serta dapat beasiswa," akunya.

Esoknya, KS mengaku pelaku minta maaf karna tidurnya sangat mengganggu, yang dilanjut dicuci otaknya pakai Firman Tuhan serta dibawa ke Gereja dan Salib Kasih.

" Abis itu, saya nanya gimana ujian nantinya, habis itu dia menelpon. Bapak itu meyakinkan telah beres, kemudian saya didorong ketempat tidur, ditimpa dari atas serta menggesekkan alat kelaminnya, bibir saya diciumnya. Saya seperti mau mati saja, tapi apalah dayaku karna Bapak itu sudah menolong saya," katanya.

Korban mengakui perbuatan cabul dan tidak pantas berupa menggesek alat kelamin yang dilakukan Dosennya sudah tidak terkira.

" Kalau Sodomi satu kali yakni bulan Februari kemarin, dan terakhir 28 April lalu, Bapak itu melakukannya perbuatan cabulnya dengan dalih ingin pergi ke kampungnya selama seminggu," paparnya.

Setelah itu, KS curhat ke teman dekatnya WPM, dan sangat didukung temannya untuk melapor ke Polisi.

" Ternyata bukan hanya saya bang, ada teman kami juga jadi korbannya, itulah yang menguatkan saya untuk melaporkannya agar tidak ada lagi jatuh korban," pungkasnya.

Terpisah, Rektor IAKN Prof. Albiner Siagian saat dikonfirmasi seputar oknum dosennya yang dilapor pencabulan menyebutkan soal adanya dugaan pencabulan yang dialami seseorang, termasuk mahasiswa, apalagi diduga dilakukan oleh dosen, itu adalah pelanggaran pidana. 

" Yang merasa mengalaminya/korban berhak mendapatkan perlindungan hukum. Kalau korban sudah melaporkannya, biarlah proses hukumnya berjalan," katanya.

Saat ditanyakan sikap IAKN terhadap pelaku yang saat ini memegang jabatan dikampus tersebut mengatakan pelaporan dilakukan setelah yang dilaporkan dilantik. 

"Tentu saja, pihak kampus tidak gegabah menyikapinya. Bukan karena oleh pejabat, tidak pejabat pun, tindakan pencabulan adalah perbuatan yang sangat tidak pantas di kampus.

Karena sudah dilaporkan ke polisi, maka marilah kita tunggu proses hukumnya di penegak hukum. Hasil penyelidikan polisi akan menjadi dasar bagi pihak kampus (rektor) untuk mengambil keputusan," katanya menjawab Chattingan.

Sementara itu, oknum Dosen NTL saat dikonfirmasi pertama sekali mengangkat HP pribadinya.

Namun ketika diketahui dari Media, Dosen tersebut berdalih masih ada pekerjaanya.

" Sebentar ya, Saya masih ada kerjaan," ujarnya.

Dan ketika coba dihubungi kembali berulang-ulang, Dosen NTL tidak mengangkat.

Kapolres Taput melalui Kasi Humas Aiptu Walpon Baringbing membenarkan pihaknya telah menerima laporan perbuatan cabul dengan LP/B/155/V/2022/SPKT/POLRES TAPANULI UTARA/POLDA SUMATERA UTARA.

" Kemarin Rabu tanggal 25 Mei, dilaporkan mahasiswa IAKN KS adanya dugaan pencabulan oleh Dosennya NTL," ungkapnya.

Baringbing mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami laporan pengaduan tersebut. (Tim)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini