Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau Rugikan Negara

Sebarkan:


DELISERDANG |
Meski sudah diberitakan sebelumnya terkait pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS ) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN II di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang mengalami masalah dan merugikan perusahaan. Namun hingga kini belum ada upaya yang konkrit dari Management PTPN II untuk melakukan perbaikan.

Pasalnya, dari temuan Metro-Online.co  di lapangan, Minggu (03/10/2021) cukup banyak tumpukan tandan buah kosong (tangkos) hasil pengolahan dari PKS Pagar Merbau yang dibuang di Afdeling Kebun Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau (TGPM) menjadi pupuk organik, padahal masih banyak mengandung biji kelapa sawit.

Banyaknya buah sawit yang tertinggal di tangkos ini merupakan losis perusahaan yang sangat besar. Bayangkan saja berapa banyak biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan satu janjang buah kelapa sawit, sementara begitu sampai di pabrik pengolahan, ternyata proses perebusan atau perontokan buah tidak maksimal, sehingga banyak buah yang terbuang menjadi limbah.

Di Kebun Sawit TGPM Afdeling 7 yang terletak di Desa Emplasemen Kualanamu Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, timbunan tangkos dari puluhan truk ditumpuk untuk dijadikan pupuk tanaman sawit baru. Beberapa pekerja borongan tampak menyerak tangkos yang masih banyak mengandung biji dan minyak CPO ke sekeliling tanaman kelapa sawit.

Sunarto yang merupakan mandor pemeliharaan tanaman saat sedang mengawasi proses penyerakan tangkos di Kebun Afdeling 7 mengatakan, memang tangkos yang diserak masih banyak yang berisi biji sawit. Namun tugasnya hanya menyerak tankos.

"Kalau dibilang rugi, ya memang sayang sekali. Pasalnya masih banyak sekali biji sawit di dalam janjangan yang terbuang. Lihat saja ditumpukan yang ada banyak yang masih kuning mengandung minyak CPO," katanya. 

Selain tangkos masih banyak mengandung biji kelapa sawit dijadikan pupuk tanaman, proses penyerakan tangkos di sekeliling tanaman juga berbahaya pada kelangsungan tanaman sawit. Pasalnya dalam satu tanaman itu sampai 20 tangkos atau ada 3 putaran tangkos mengelilingi tanaman. Tentunya dengan keadaan ini tangkos itu mengandung minyak CPO dan membuat suhu tanah panas dan bisa membuat tanaman mati.

"Memang perintah Maneger kebun untuk nyerak tangkos tiga putaran. Katanya supaya rumput di sekeliling tanaman sawit mati. Memang panas kalau terlalu banyak. Bagusnya itu satu putaran saja  Kalau terlalu banyak dikawatirkan tanaman kepanasan dan bisa mati juga," jelas Sunarto.

Sementara itu di beberapa Afdeling kebun TGPM yang ada di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang juga banyak terdapat tumpukan tangkos yang masih banyak mengandung biji kelapa sawit hasil pengolahan PKS Tanjung Garbus. Warga juga masih melakukan pengutipan.

Ada beberapa penampung swasta di daerah itu yang setiap hari sedikitnya menampung 5 hingga 10 ton buah sawit brondolan dari tangkos yang dibuang PKS PTPN II Kebun Tanjung Garbus.

Terkait hal ini, banyak faktor yang mengakibatkan proses perontokan buah pengolahan PKS Tanjung Garbus  tidak maksimal. Di antaranya proses steam atau perebusan dan batingan tandan buah yang tidak baik membuat buah masih menempel di janjangan. Kasus ini tentunya merugikan perusahaan plat merah tersebut.

Sementara itu bisa dibayangkan bila pabrik Kelapa Sawit PTPN II Kebun Tanjung Garbus ini mengolah sawit rata rata perhari mencapai 400 ton dan limbah tangkos yang dibuang itu sebanyak 20 persen dari buah yang digiling. Jadi kalau ditaksir sedikitnya 80 ton tangkos setiap hari terbuang itupun dengan standar janjangan bersih dengan proses perontokan buah yang baik.

Untuk faktor lain membuat buah sawit masih lengket di tangkos meski sudah melalui proses perebusan, kemungkinan buah sawit yang diproses masih mentah jadi sulit rontok. Kalau banyak sawit mentah digiling, juga tidak bagus. Keasaman CPO yang dihasilkan PKS Tanjung Garbus juga tinggi.

Terkait dengan kasus yang mengakibatkan losis (kerugian) perusahaan yang sangat tinggi ini, Kasubag Humas Kantor Direksi PTPN II Priyo Wicaksono saat dikonfirmasi mengucapkan terima kasih atas informasinya.

"Hal ini sudah kami sampaikan pada Pabrik PKS Tanjung Garbus untuk melakukan tindak lanjut. Karena memang ini kerugian perusahan kalau terus terjadi. Apalagi dikutip sama orang perusahaan," pungkasnya. (wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini