Peneliti Temukan Spesies Hiu Raksasa yang Memancarkan Sinar di Laut Selandia Baru

Sebarkan:


SELANDIA BARU
| Baru baru ini peneliti menemukan ikan hiu ketifun atau pesies ikan hiu raksasa glow-in-the-dark yang menggunakan bioluminescence (memancarkan sinar) sebagai kamuflase untuk menyerang mangsa pada kedalaman 300 meter di laut Selandia Baru.

Dikutip dari Daily Mail, ikan hiu ketifun ditemukan tim peneliti di Laut Selandia Baru bersama dengan ikan hiu lentera perut hitam dan ikan hiu lentera selatan yang juga memancarkan sinar pada bulan Januari 2021.

Meski ada sejumlah makhluk hidup di dalam laut yang bersinar dalam kegelapan, tetapi tim peneliti kehidupan laut ini untuk yang pertama kalinya menemukan jenis ikan hiu raksasa yang memancarkan sinar.

Para peneliti pertama kali melihat ikan hiu raksasa yang memancarkan sinar ini di lepas pantai timur Selandia Baru.

Diketahui, hiu ketifun yang berbentuk sirip layang-layang ini dapat tumbuh hampir sepanjang dua meter dan biasanya hidup sekitar 300 meter di bawah permukaan laut.

Tim peneliti juga mengklaim, bahwa hasil penemuan ke tiga ikan hiu ini sebagai hewan vertebrata laut terbesar yang memancarkan sinar yang pernah diketahui manusia .

Dikatakan riset tersebut, ke Tiga spesies ikan hiu unik ini hidup di wilayah lautan yang disebut 'zona senja', yang membentang sekitar 1 Km di bawah permukaan laut dan di luar jangkauan cahaya.

Selain itu, riset tersebut juga menyebutkan, karena hidup di wilayah tanpa cahaya dan tidak ada tempat bagi hiu-hiu itu untuk bersembunyi, sehingga tubuh ke tiga jenis ikan hiu tersebut berkamuflase memunculkan cahaya latar saat berada di permukaan air laut yang cerah.

Hasil studi penemuan Spesies ini dikumpulkan dari Chatham Rise, yang merupakan area dasar laut di timur Selandia Baru.

Dan meskipun spesies tersebut dikenal dalam komunitas sains, ini adalah yang pertama kalinya  yang mereka temukan dan bisa mengamati langsung fenomena bioluminescence pada ikan hiu.

Fenomena itu mereka sebut juga 'cahaya hidup' atau 'cahaya dingin' yang dipicu oleh reaksi kimia pada ikan yang mengandung molekul luciferin ketika bereaksi dengan cahaya.

Kemudian, hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan, hiu menggunakan kemampuannya sebagai kamuflase saat menyerang mangsanya dengan bioluminescence dan sering dilihat sebagai peristiwa spektakuler yanh tidak biasa di laut.

Tetapi, mengingat luasnya laut dalam dan keberadaan organisme bercahaya di zona ini, kini semakin jelas bahwa menghasilkan cahaya di kedalaman harus memainkan peran penting dalam penataan ekosistem terbesar di planet ini.

Studi eksperimental pertama terhadap tiga spesies hiu bercahaya dari Selandia Baru ini memberikan wawasan tentang keragaman bioluminesensi hiu dan menyoroti perlunya lebih banyak penelitian untuk membantu memahami penghuni laut dalam yang tidak biasa ini " hiu bercahaya."

"Kotoran ikan menghasilkan 1,65 MILIAR ton karbon di lautan setiap tahun yang membantu mengatur ketinggian air," ungkap penelitian tersebut.

Sementara hasil riset lainnya, tim peneliti ini mengungkapkan, bahwa Ikan Paus kanan Atlantik Utara juga berada di ambang kepunahan karena jumlahnya kurang dari 366 ekor yang tersisa akibat perubahan iklim.

Riset peneliti ini sebagian besar berfokus pada hiu sirip layang-layang. Karena para peneliti bingung mengapa vertebrata besar memiliki kemampuan yang mencerahkan.

Mereka menemukan bahwa meskipun memiliki sedikit pemangsa, hiu sirip layang memiliki salah satu ukuran kecepatan jelajah paling lambat pada hiu yang menunjukkan bahwa ia 'memiliki kemampuan ledakan yang tinggi.

Tim menemukan dua hiu lainnya dengan kemampuan bioluminescence -yakni, hiu lentera perut hitam dan hiu lentera selatan.

Setelah menganalisis isi perut spesimen, tim peneliti menemukan bahwa biasanya hiu lentera memakan yang lebih kecil yang memiliki kecepatan berenang lebih cepat.

Mengetahui hal ini, tim berhipotesis bahwa hiu sirip layang menggunakan pendaran cahaya ke dasar laut saat mencari dan berburu mangsa, serta memungkinkannya untuk menyerang dalam mode siluman.(GNP/Ginda)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini