Kapal Pukat Trawl Asal Pagurawan Batubara Ludes Dibakar di Pantai Merdeka Sergai

Sebarkan:
Ludes dibakar
SERGAI | Sebuah kapal pukat trawl asal Pagurawan Batubara ludes terbakar, Kamis (28/3) sekira pukul 08.00 WIB di bibir Pantai Merdeka Dusun I Desa Bagankuala Kecamatan Tanjungberingin Kabupaten Serdangbedagai (Sergai). Kuat dugaan, pembakaran yang diduga dilakukan nelayan tradisional itu akibat aksi kapal pukat trawl yang kerap beroperasi di perairan Sergai.

Menurut keterangan salah seorang warga yang tak ingin namanya ditulis, awalnya sekira 20 sampai 30 kapal kecil tradisional di sekitar Tanjungberingin,  terpancing amarahnya akibat melihat kapal pukat trawl kembali melancarkan aksinya menangkap ikan.

"Akhirnya, kejadian yang dikuatirkan itu benar-benar terjadi. Kapal pukat trawl yang beroperasi itu ditarik ke bibir pantai dan berujung aksi pembakaran hingga nyaris tinggal abu. Beruntung seorang ABK dan seorang kapten kapal yang tak diketahui identitasnya selamat dari insiden itu karena berhasil meloloskan diri," katanya.

Dia juga mengungkapkan, awalnya sebelum kepolisian tiba di lokasi, kapten kapal dan ABK sempat diamankan warga di pos KPLP yang tak jauh dari lokasi kejadian. Guna menghindari konflik  serta keributan, keduanya dipulangkan ke Pagurawan Batubara dengan menaiki ojek.

"Aku sempat melihat kapten kapal dan ABKnya menaiki ojek untuk pergi ke Batubara. Namun, aku tidak siapa mereka dan nama mereka. Kami menduga, aksi pembakaran ini merupakan buntut kekecewaan warga terhadap kapal pukat trawl yang semakin merajalela akibat minimnya tindakan dari pihak terkait," paparnya.

Warga sekitar yang tinggal sekira 50 meter dari lokasi kejadian bernama Mail mengaku tidak mengetahui siapa pelaku pembakaran kapal pukat trawl itu."Kejadian berlangsung cepat. Kami tidak tahu namanya siapa," sebut Mail.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Bagankuala Syafril saat dikonfirmasi Wartawan di lokasi kejadian. Dia juga mengungkapkan, nelayan Desa Bagankuala saat kejadian, posisinya banyak yang belum melaut dikarenakan air laut masih surut.

Pantauan media, sekira pukul 10.45 WIB, Kasat Polair Iptu CT Situmorang beserta anggota yang mendapat informasi langsung turun ke lokasi kejadian. Namun, kondisi kapal sudah ludes terbakar hanya tersisa mesin jenis dong feng saja. Kapal yang dibakar itu terlihat dibiarkan begitu saja tanpa diberikan police line oleh pihak kepolisian.

Kepada wartawan, Kasat Polair Sergai mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan mencari informasi lanjutan atas peristiwa itu. Saat ditanya mengapa kejadian itu bisa terjadi, pihaknya mengaku penanganan kapal pukat trawl bukan hanya kepada  pihaknya saja, namun masih ada instansi yang lain.

Ketika disinggung kembali berapa kapal pukat trawl yang sudah di tindak Satpolair Sergai, dia mengatakan sejak 2018, ada 5 kapal yang ditindak. Sedangkan untuk 2019 belum ada tindakan sama sekali.

Sebelumnya, ribuan nelayan tradisional yang tergabung di Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Sergai Kamis (21/3), telah melakukan aksi sweeping di tengah laut Tanjungberingin. Aksi itu merupakan buntut kekesalan nelayan, akibat kian maraknya kapal pukat trawl di perairan Sergai. Bahkan dalam aksi itu, nelayan sempat mengultimatum agar permintaan mereka dalam pemberantasan pukat trawl segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait supaya menghindari hal-hal yang tak diinginkan.(yr)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini