CEO Indonesia Morowali Industrial Park: Jumlah TKA Kurang Dari 10%

Sebarkan:
Industri pengolahan logam di Kabupaten Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) berkali-kali diterpa rumor adanya ratusan ribu --bahkan jutaan- tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di kawasan tersebut.



Fakta di lapangan, sampai dengan awal Agustus 2018, jumlah TKA-nya hanya 3.121 orang dari total jumlah pekerja langsung dan tak langsung yang jumlahnya sekitar 82 ribu tenaga kerja.



Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun berinisiatif mengundang wartawan untuk melihat sendiri kondisi ketenagakerjaan di Morowali. Moeldoko mengaku bahwa rumor itu ditiupkan untuk kepentingan politik menyerang Pemerintah. “Kami berkepentingan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di Morowali kepada masyarakat luas, sekaligus menciptakan iklim investasi yang sehat untuk para investor,” ujarnya.



Para wartawan pun diajak untuk melihat langsung bagaimana situasi di lapangan, sekaligus melihat proses produksi dan pengembangan produksi yang ada di kawasan industri logam terintegrasi terbesar di dunia ini.



Chief Executive Officer PT IMIP Alexander Barus Ph.D menjelaskan kepada para wartawan, bahwa pihaknya justru kesulitan mencari tenaga kerja dari berbagai jenjang keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan. “Di IMIP ini terdapat 16 perusahaan, dan sampai saat ini kami masih perlu ribuan tenaga kerja lokal untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya di depan para wartawan, Senin, 6 Agustus 2018 di kantor pusat IMIP, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.



Ia menambahkan, sampai dengan akhir tahun 2018, proyeksi kebutuhan tenaga kerja lokal yang masih dibutuhkan kurang lebih sekitar 11.500 orang lagi mengingat pengembangan yang sedang dikerjakan. Sementara rencana pada tahun 2019 dan 2020, pihaknya masih membutuhkan kurang lebih 2.000 karyawan.



Manajer Sumber Daya Manusia PT IMIP Achmanto Mendatu juga menjelaskan, jumlah tenaga kerja langsung yang dikelola PT IMIP per awal Agustus ini adalah 25.447  orang, dengan jumlah TKA sebanyak 3.121 orang. “Sementara tenaga kerja tak langsung yang terserap dalam industri pendukung seperti supplier, kontraktor, dan sebagainya, sekitar 53.500 orang,” kata Mendatu. Ia pun justru mengaku kesulitan untuk mencari tenaga-tenaga kerja baru.



Lebih lanjut ia mengatakan bahwa setiap hari perusahaannya melakukan proses rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan prioritas para penduduk terdekat dari kawasan pabrik. “Kami datangi para kepala desa, mengundang para warga yang bersedia dipekerjakan di berbagai bidang di lingkungan perusahaan,” katanya.



Selain itu, pihaknya juga berencana untuk melakukan proses perekrutan keliling di tiga kampus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, serta tiga kampus di Pulau Jawa. “Dengan roadshow ini kami berharap dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja ahli berlevel sarjana yang disiapkan untuk menggantikan tenaga kerja ahli dari Tiongkok,” katanya.(alois)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini