LANGKAT | Perayaan Natal Bersama Punguan Marga Batak Toba di Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, penuh hikmat, bertempat di Sopo Godang STM PPSB, Sabtu (20/12/2025).
Natal bersama ini dihadiri ratusan pengurus punguan marga-marga, seluruh anggota serta undangan dengan mengusung tema "Allah Menyertai Kita (Mat 1:23b)" , Sub tema "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga."
Dalam khotbahnya, Pdt Menur Romavita Pakpahan STh mengajak seluruh hadirin untuk tetap setia memuji dan memuliakan Tuhan.
Saat ini ada banyak orang Kristen yang malas berdoa. Suami tidak lagi terus menerus mendoakan isterinya, demikian juga sebaliknya, suami dan isteri tidak lagi setiap hari mendoakan putra dan putrinya, ucapnya.
"Masih adakah diantara kita yang masih tetap setia mendoakan keselamatan keluarganya secara rutin ? Jika masih ada, itu luar biasa," katanya.
Perlu diingat, khusus bagi isteri (perempuan). "Perempuan adalah tiang doa." Maka jangan andalkan pikiranmu, kekuatanmu dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, tapi senantiasa- lah berdoa dan berharap kepada Tuhan Allah, ajaknya.
Kepada pria (suami) diingatkan, agar tetap setia berdoa serta mengasihi isteri, dan anak-anaknya. Keberhasilan suami dalam pekerjaannya baik sebagai pejabat, petani, itu tidak terlepas dari peran serta isteri yang selalu memberikan dukungan.
"Jadi, setiap perempuan Kristen harus menjadi tiang doa. Menjadi tiang doa, mendoakan diri sendiri, suami, anak-anaknya, tengga, dan lainnya," terangnya.
"Ibadah tidak hanya fokus pada perayaan Natal, akan tetapi juga menjadi momentum ajakan untuk berbagi kasih, kebaikan, dan kepedulian bagi sesama, khusunya bagi saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir," ujar Sekretaris Panitia Natal Bersama Marga Batak Toba di Kecamatan Pangkalansusu, M Gultom BA kepada Metro Online.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Natal, D Aritonang mengatakan, uang persembahan yang dikumpulkan saat ini, itu untuk disumbangkan bagi warga yang terdampak banjir.
"Semoga bantuan yang akan kita serahkan ini, meski jumlahnya tidak besar, tapi diharapkan mengurangi beban saudara-saudara kita yang membutuhkannya," ujar Aritonang.
Acara Natal dirangkai dengan liturgi anak-anak, remaja, dan dewasa ragam bahasa, semisal bahasa Batak Toba, Simalungun, Pakpak, Karo, Mandailing, Padang, Manado, Aceh, Inggris, Spanyol, Nias, dan berbagai bahasa lainnya.
Pada kesempatan itu, sejumlah janda dan duda juga mendapat bingkisan dari seorang pemuka Etnis Batak Toba, yang juga merupakan panitia, dan dilanjutkan makan bersama, serta bersalam-salaman.(lesman/mp)
