PPH hari ini, Rabu (29/10/2025) merupakan hari terakhir pelaksanaan yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka, Jalan Sutomo.
Kegiatan PPH ini telah berlangsung sejak Senin (27/10/2025) dan bertujuan utama untuk menjaga stabilitas pasokan serta menstabilkan harga cabai merah yang sempat melambung tinggi hingga mencapai Rp 80.000 per kilogram.
Secara keseluruhan, Pemko Tebingtinggi menyiapkan total stok cabai merah sebanyak 800 kilogram untuk PPH ini.
Rinciannya, pada hari pertama, Senin, digelontorkan 250 kilogram, hari kedua, Selasa, sebanyak 350 kilogram, dan pada hari terakhir, Rabu, disediakan 200 kilogram. Selama pelaksanaan PPH tersebut, keseluruhan stok cabai habis terjual.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Marimbun Marpaung, menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan hingga harga cabai merah kembali berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 55.000 per kilogram.
Terkait postingan yang sempat viral di media sosial pada Selasa (28/10/2025) mengenai dugaan penyimpanan stok cabai, Marimbun memberikan klarifikasi.
Marimbun menjelaskan bahwa memang benar cabai merah pada pelaksanaan PPH di hari Selasa (28/10/2025) telah habis terjual sekitar pukul 11.00 WIB, namun sisa stok yang ada sengaja disimpan dalam karton untuk dialokasikan pada penjualan hari berikutnya, Rabu (29/10/2025), bukan untuk ditimbun.
"Ada miskomunikasi. Dikatakan kita menyimpan cabai. Tidak mungkin kita simpan cabai, karena kita tidak mempunyai cold storage (ruang pendingin), dan itu justru akan memengaruhi kualitas cabai," ujarnya.
Marimbun juga meyakinkan masyarakat bahwa tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan.
"Masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan. Hari ini juga, sampai dengan jam 10.15 WIB, stok cabai kita masih ada dan ini adalah hari terakhir kita melakukan PPH," pungkasnya.
PPH ini terselenggara berkat kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Sumut melalui Biro Perekonomian, Bank Indonesia, Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa, serta stakeholder terkait lainnya. (Red)

