BPJS Kesehatan Padangsidimpuan Tinjau Pelayanan Peserta JKN di Rumah Sakit

Sebarkan:

 

BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan Saat meninjau pelayanan di RS Metta Medika

PADANGSIDIMPUAN | Dalam rangka memastikan Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan, Kepala BPJS Kesehatan Kesehatan Cabang Padangsidimpuan, Iwan Adriady meninjau tiga rumah sakit di Kota Padangsidimpuan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, yaitu RS Metta Medika, RS Inanta, dan RSUD Padangsidimpuan.

Dalam kunjungannya Iwan memastikan seluruh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan baik di tingkat primer maupun lanjutan untuk dapat mengupayakan pelayanan terbaik bagi peserta. Menurutnya, pelayanan yang diterima oleh peserta di rumah sakit merupakan salah satu potret kualitas penyelenggaraan Program JKN di suatu daerah.

“FKTP dan rumah sakit adalah pemberi pelayanan langsung yang sering berinteraksi dengan peserta. Apa yang diberikan oleh petugas di fasilitas kesehatan, itulah penilaian peserta terhadap Program JKN. Jadi mari berasama-sama kita berupaya untuk memberikan pelayanan prima tanpa diskriminasi kepada seluruh peserta,” kata Iwan, Jumat (24/02/2023).

Berdasarkan hasil pemantauan, ketiga rumah sakit tersebut sudah memberlakukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai nomor identitas peserta. Artinya Peserta JKN cukup menunjukkan KTP untuk mengakses pelayanan tanpa perlu membawa dokumen fotokopi tambahan. Adapun fotokopi dokumen dapat difasititasi secara mandiri oleh petugas rumah sakit.

“Saya lihat juga di rumah sakit sudah tidak ada lagi yang menggunakan Kartu Keluarga dan tidak ada lagi menggunakan fotokopi KTP. Kalau memang secara personal rumah sakit membutuhkan, tolong petugas rumah sakit yang fotokopi atau difoto sehingga paperless, dan pasien tidak perlu keluar lagi meninggalkan rumah sakit,” ungkap Iwan.

Di hadapan manajemen rumah sakit, Iwan juga menjelaskan mengenai urgensi percepatan layanan di fasilitas kesehatan melalui penerapan sistem antrean berbasis digital. Digitalisasi layanan dapat berpengaruh pada kenyamanan pasien di rumah sakit dan kepuasan pelayanan peserta.

“Tarif rumah sakit yang baru sudah diberlakukan, jadi mohon dukungannya untuk implementasi antrean online. Kalau pasien sudah tahu kapan dilayani, antreannya jadi tidak menumpuk. ruang tunggu rumah sakit juga jadi lebih lega dan nyaman. Mungkin digitalisasi di sini tidak secepat di kota-kota besar, tapi kami yakin di sini juga bisa dilaksanakan dan akan terus dipantau,” kata Iwan.

Pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Inanta, Sriwahyuni mengatakan, pihaknya telah berupaya meningkatkan pelayanan melalui edukasi dan pemberian informasi kepada pasien. Hal ini dilakukan dengan membantu peserta mendaftarkan bayi baru lahir dan mengingatkan pasien untuk membayar iuran setelah selesai menggunakan pelayanan kesehatan.

“Sangat disayangkan kami sering menemukan Peserta JKN yang mau berobat tapi kartunya (red: kepesertaan JKN) nonaktif. Peserta tersebut kami edukasi untuk membayar iuran, sesuai ketentuan pasien tetap kami layani dan diberikan waktu 3x24 jam bagi peserta untuk mengaktifkan kembali kepesertaannya,” ujar Sriwahyuni.

Sementara itu Direktur RS Metta Medika, Sri Rezeki Lubis mengungkapkan bahwa Program JKN tidak hanya memberikan  jaminan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat, tetapi turut membuat RS Metta Medika tumbuh dengan baik. Pihaknya berkomitmen mendukung digitalisasi layanan bagi Peserta JKN.

“Rumah Sakit Metta Medika akan terus berupaya melakukan perbaikan mutu dan meningkatkan pelayanan kepada pasien. Kami sepenuhnya mendukung terselenggaranya antrean online di rumah sakit, salah satunya dengan menghadirkan console box untuk mengakomodir pengambilan atrean on site, sehingga pasien yang memiliki keterbatasan untuk mengakses Aplikasi Mobile JKN bisa tetap dilayani dan mengambil antrean di rumah sakit,” kata Sri. (Syahrul/ST).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini