Nasib Nelayan Kian Merana Sejak Pukat Trawl Kembali Mengganas di Selat Malaka

Sebarkan:


TANJUNGBALAI |
Penghasilan para nelayan kian hari semakin menurun sejak mengganasnya kembali pukat trawl (pukat tarik) di Selat Malaka. Padahal hampir 50 % masyarakat Tanjungbalai-Asahan memenuhi kebutuhan hidup sehari hari bergantung dari hasil laut.

Kadang kala para nelayan tidak bisa menutupi biaya operasionalnya saat berangkat melaut. Karena ikan hasil tangkapan mereka semakin merosot akibat ulah nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat trawl (pukat tarik) dan lamparan dasar.

"Kalau seterusnya seperti ini, tidak ada tindakan dari aparat terkait terhadap penggunaan alat tangkap pukat trawl yang jelas jelas sudah dilarang, bisa bisa keluarga kami mati kelaparan," ucap Mael kepada wartawan Kamis,(23/9/2021) di salah satu dermaga kapal nelayan.

Sebutnya lagi, dia berharap aparat terkait mendengar dan melihat nasib mereka para nelayan kecil yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut. "Kita minta penegak hukum bisa menindak pelaku pelaku yang telah menggunakan alat tangkap ikan pukat trawl. Tidak mungkin pihak aparat terkait tidak mengetahui kalau pukat trawl kembali mengganas di perairan selat Malaka," ujarnya.

Sementara itu di tempat terpisah, salah seorang ABK nelayan pukat trawl yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, penghasilan nelayan pukat trawl lebih besar dari nelayan tradisionil. "Kami aja ini baru pulang. Selama 10 hari kami melaut dengan menggunakan pukat tarik mini, sudah bergaji Rp 1.400.000. Lain lagi dengan hasil pancing kita sendiri. Lumayan jugalah," ujarnya.

"Sebutnya lagi, di Tanjungbalai ini banyak yang memiliki pukat trawl. Tetapi kalau pukat trawl yang ukurannya besar, yang paling terbanyak adalah milik PT H. Hampir mencapai 18 unit kapal mereka yang menggunakan alat tangkap pukat trawl besar," pungkasnya.

Sayangnya pihak PT H saat ingin dikonfirmasi wartawan terkait tudingan miliki pukat trawl besar paling terbanyak di Tanjungbalai belum berhasil.(Surya)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini