Kementerian Perindustrian RI Perkenalkan Serat Daun Nenas Kepada Petenun Taput

Sebarkan:

TAPUT | Kementerian Perindustrian RI melalui Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka, memperkenalkan inovasi baru bahan baku dari serat daun nenas dan mesin pembuatan kepada 25  peserta yang berprofesi sebagai petenun ulos di Tapanuli Utara pada kegiatan Bimbingan IKM Tenun Ulos, bertempat di GNB Lake Resort Muara, Rabu (23/6/2021).

Peserta berasal dari sejumlah wilayah Kecamatan Sipahutar, Siatas Barita,Tarutung dan Muara. Bimbingan difokuskan pada pengenalan, pelatihan  dan pembuatan serat daun nenas dengan menghadirkan sejumlah pembicara yang berpengalaman di bidang pertekstilan dan pengembangannya. 

Salah satunya Alan Sahroni, yang telah berhasil mengembangkan serat daun nenas di sejumlah wilayah di Nusantara.

Kegiatan tersebut  juga didukung oleh Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora.

"Jadi selama ini, daun nenas dibuang begitu saja atau paling tidak hanya untuk pakan ternak. Nah melalui inovasi baru pengembangan serat daun nenas ini, daun nenas akan  bisa diolah dengan menggunakan mesin dekortikator yang bisa mengekstraksi daun nenas menjadi serat bahan baku tekstil seperti menjadi benang, kain, bahan fashion dan aneka kerajinan," kata Alan Sahroni.

Orientasi transformasi bahan baku ini kata Sahroni, akan memanfaatkan limbah dan memberikan income tambahan kepada petani.Jika selama ini hanya menjual buah, ke depan akan juga menjual daun nenas.

Prospeknya untuk petenun? "Iya, inovasi ini juga akan mengajak petenun menggunakan serat daun nenas untuk digunakan menjadi bahan pembuatan  kain tenun.

Kalau selama ini masih dominan menggunakan bahan tekstil dari kimia sekarang bisa dari alam yakni serat daun nenas, bahkan kedua bahan itu bisa juga dipadupadankan, agar bernilai lebih," katanya.

Alan Sahroni sendiri dikenal sebagi  seorang pengusaha serat daun nenas yang sudah berhasil mengembangkannya di daerah Subang. Setelah dari sana, ia juga telah menyasar sejumlah daerah penghasil buah nenas seperti Kediri, Prabumulih Sumsel, Bolaang Mongondow Sulawesi Utara,Toboali Bangka Selatan. 

"Mereka sekarang sudah ada tambahan lapangan pekerjaan atau kesibukan produktif"kata Sahroni seraya menambahkan produksi serat daun nenas Subang sudah menembus pasar Malaysia, Jepang dan Singapura.

Alan Sahroni sendiri yang memiliki basic pertekstilan di  STT Tekstil Bandung itu memaparkan, secara umum  Tapanuli Utara sebagai penghasil nenas sangat berpotensi karena didukung sumber daya kebun nenas yang luas dan apalagi telah didukung dengan mesin akstraksi," kata Sahroni.

Sahroni pun berharap, para peserta bimbingan teknis akan dapat berinovasi ke depan, agar Taput pun memiliki pasar sendiri.

" Nanti peserta akan kita ajari dan pandu untuk proses persiapan alat, perendaman bahan baku, pengerokan, pengambilan serat, pengeringan, penyambungan (pemintalan) hingga  pemaletan," ujarnya. (Alfredo/Edo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini