Dilema Sampah Plastik

Sebarkan:

Artikel

Tak dapat dipungkiri, Sampah sepertinya masih menjadi permasalahan yang menghantui kita semua, meski sudah ditemui solusinya namun factor kesadaran manusialah hingga saat ini belum teratasi, yaitu seperti bagaimana cara mencegah terjadinya penumpukan sampah dan bagaimana pula cara untuk mengelolanya dengan baik agar tidak menyebabkan timbulnya masalah lingkungan, seperti menimbulkan aroma yang tidak sedap dan banjir. “ Hal semacam ini juga terjadi di Dusun Perumnas, Desa Paya Bujok Seulemak, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa”.

Sampah yang menumpuk tidak saja merusak keindahan pandangan, akan tetapi juga berakibat penyumbatan selokan, penggenangan air yang pada gilirannya akan menimbulkan banjir, disisi Kesehatan sampah akan menjadikan sarang nyamuk dan melahirkan berbagai bakteri dan penyakit yang dapat menganggu kesehatan kita, membuang sampah sembarangan akan menimbulkan image yang tidak bagus bagi si pembuang sampah.

Kemudian sampah dapat mengurangi estetika lingkungan karena tidak semua sampah cepat terurai oleh tanah. Contohnya untuk mengurai plastik membutuhkan waktu kurang lebih dari 50 hingga 100 tahun lamanya. Dan apabila sampah plastik tersebut di bakar akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang baru yaitu seperti pencemaran udara. Perilaku seperti ini ditakutkan berlanjut dan akan menjadi kebiasaan. Tentu saja berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri.

Bagi warga masyarakat Dusun Perumnas telah tersedia lahan tempat pembuangan sampah, namun masih saja ada beberapa masyarakat yang belum memiliki kesadaran diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Ada sampah yang dibuang menggunakan karung plastik dan ada pula yang langsung membuang dengan melempar tanpa turun dari kendaran yang ditumpanginya sehingga sampah berceceran di tepi jalan dan tidak masuk tepat pada tong sampah yang tersedia. Aneka sampah organik dan sampah anorganik bercampur menjadi satu bagian sehingga sulit untuk dipilah.

Maka tidak dapat dipungkiri lagi saat melintas dikawasan itu tercium aroma yang menyengat dibarengi lalat yang beterbangan diatas tumpukan sampah. Ironisnya kondisi sampah seperti itu malah terjadi di gerbang perbatasan antara Dusun Perumnas dan Dusun Bukit yang berjarak kurang lebih 1 km dari pemukiman padat penduduk. Utamanya penduduk di Dusun Perumnas yang di huni kurang lebih 400 KK 2000 jiwa.

Diakui, lingkungan dusun sudah bagus, begitu pula dengan masyarakatnya yang sebahagian besar sudah mematuhi aturan dan kebijakan yang telah diterapkan. Seperti menjaga lingkungan antara lain berupa gotong royong antar dusun masyarakat perumnas. sayangnya berbanding terbalik terhadap tempat pembuangan sampah.

“Masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan ditempatnya masing-masing, memiliki kesadaran dan tangung jawab atas perbuatan yang dibuat, agar program jaga lingkungan berjalan sebaik mungkin dalam upaya bersih, sehat dan nyaman “, Ujar pak Irwansyah selaku Kepala Dusun perumnas.

Seyogianya, tutur beliau (Kadus), masyarakat sudah memiliki kesadaran dalam menjaga lingkungannya masing-masing, contohnya seperti membuang sampah tidak sembarangan lagi, dan beliau juga mengatakan sudah melakukan yang terbaik bagi warganya dalam menjalankan program kerja yaitu menjaga lingkungan.

“ Sebenarnya di Dusun Perumnas sudah memiliki program yaitu memberi 2 tong sampah tiap unit rumah, namun terkendala anggaran dana yang tidak mendukung sehingga program tersebut belum bisa terlaksana, begitupun apabila kesadaran dari masing-masing warga belum ada juga sia-sia” Ujar Pak Irwansyah selaku Kepala Dusun perumnas.

Diketahui, dalam menjaga kebersihan Dusun Perumnas melibatkan warga sekitar, warga secara bersama membangun dan melaksanakan kegiatan dalam menjaga lingkungan. Tanpa kerja sama tidak mungkin semua kebersihan dapat terlaksanakan. Jika di amati semua warga sudah membuka diri dan berbesar hati dalam menjaga lingkungan masing-masing agar terhindar dari penyakit-penyakit yang menyerang terutama disaat pandemi.

Di Dusun perumnas sudah disediakan 2 tong sampah kontainer guna menampung sampah yang dihasilkan penduduk, meski sudah disediakan masih banyak sampah yang berceceran di bawah terkhususnya di tepi-tepi jalan. Sampah yang berceceran di dominasi oleh sampah plastik yang sifatnya ringan maka apabila di tiup angin akan gampang berterbangan.

Setiap 3 hari sekali container sampah diangkut dengan truk menggunakan alat bantu katrol oleh petugas kebersihan, namun kurang dari sehari ironisnya sampah sudah mulai berserakan kembali di tepi maupun di bawah truk tong sampah.

“Yang mempergunakan tong container sampah tersebut bukan hanya satu dusun saja tetapi ada beberapa dusun seperti Dusun Bukit, Perumahan Mauligo Indah dan Perumahan Bumo Meutuah”.

Sebeneranya 2 buah container tong sampah tidak mampu menampung sampah penduduk lebih dari 400 KK. Secara maksimal memang tidak cukup tapi meskipun begitu dengan adanya tong sampah tersebut setidaknya 90% sampah yang dihasilkan penduduk dapat teratasi, dibanding sebelum adanya tong sampah banyak sampah yang bertumpuk dan berserakan sehingga menimbulkan aroma yang tidak sedap. Ujar Pak Irwansyah selaku Kepala Dusun perumnas.

Beliau juga mengakui, bahwa yang membuang sampah bukan hanya penduduk dusun perumnas saja namun ada penduduk luar dusun. Begitupun semenjak adanya 2 container tong sampah tersebut setidaknya 90% penduduk sudah dapat mengurangi penumpukan dan mengurangi sampah yang berserakan di tepi jalan.

Harapan dan saran dari kepala Dusun perumnas mengenai penduduk dusun perumnas dan dusun lain agar tidak membuang sampah sembarangan di container tong sampah yang terdapat di lingkungan perumnas, “ Mari kita jaga kebersihan lingkungan masing-masing dan budayakan bergotong royong disetiap wilayah atau dusun masing-masing supaya kebersihannya lebih terjaga dan tidak semerawut”.

Dari ulasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa lingkungan dusun perumnas sudah baik dari sebelumnya. Dan sampah yang berserakan di tepi jalan merupakan bukan sepenuhnya sampah dari dusun perumnas saja namun sampah dari penduduk dusun lain. Dengan begitu perlunya kordinasi antar dusun sehingga sampah tidak lagi menumpuk dan tidak menganggu ekstetika pemandangan Dusun perumnas.

 

Penulis : Annisa Firdausi, Endang Nurjana, Marcella Widyasti

Mahasiswi KPM KS Kelompok 2021, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Langsa.

 


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini