Hal ini disampaikan Pujian Tarigan selaku Wakil Ketua JPKP Deliserdang kepada wartawan Senin, (7/9/2020) menanggapi kinerja Marlis, terkait hilangnya puluhan laptop di SMKN I STM Hulu, Sabtu (15/8/2020) lalu, yang tidak langsung dilaporkan kepada aparat kepolisian.
Laporan polisi dibuat setelah Ormas JPKP, menerima pendampingan dari Imelda Ginting, Kepala Labolatorium Komputer SMKN I STM Hulu, Minggu (23/8/2020).
JPKP menyangkan sikap kepala sekolah yang terkesan tidak peduli terhadap kejadian di sekolah tersebut.
"Sudah tahu asetnya hilang, mengapa kepala sekolah tidak melapor ke polisi malah cari dukun?," kata Pujian.
Dikatakan Pujian, dari keterangan guru guru yang minta pendampingan ke JPKP diketahui bahwa kasus hilangnya aset di SMKN I STM Hulu sudah sering terjadi, namun tidak dilaporkan ke aparat kepolisian.
"Keterangan yang sampai ke JPKP bahwa hilangnya aset sekolah sudah sering terjadi tapi tidak dilaporkan ke pihak kepolisian, contohnya hilangnya 8 buah pompa elektrik, proyektor komputer dan terakhir 28 unit laptop," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Marlis juga dinilai menyalahgunakan jabatan dengan tidak memberi honor guru. Dan pengakuan beberapa guru, bahwa honor mereka sampai saat ini masih belum dibayarkan oleh kepala sekolah.
"Aset hilang dibiarkan, gaji guru ditahan, bagaimana sekolah bisa maju, sementara uang komite tetap dikutip, perlu dievaluasi kinerja kepsek ini," tegas Pujian.
Untuk itu, JPKP minta Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mencopot jabatan Kepala Sekolah SMKN I STM Hulu.
"Kita minta Gubsu mencopot jabatan Drs Marlis sebagai kepala sekolah SMKN I STM Hulu. Dalam hal ini JPKP akan melayangkan surat kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Gubsu agar jabatan Kepala Sekolah SMKN I STM Hulu Marlis dicopot," ucap Pujian. (Jassa/Sdy)
