BANDA ACEH | Masa
kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda terjadi
pada abad ke XVI Masehi. Dengan simbol Alam Peudeung nya yang mampu
mempersatukan Bangsa Aceh.
Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam itu juga merupakan
tonggak kejayaan Islam di nusantara dan diakui dunia. Hal ini menunjukkan bahwa
sejak dulu Aceh telah memiliki simbol kebesaran tersendiri yaitu bendera
"Alam Peudeung".
Penegasan ini disampaikan oleh Pengemban Amanah Waris
DiRadja Keradjaan Atjeh Darussalam, PSB DYMM Tuanku Muhammad ( I ) ZN AL-Haj
saat ditemui sejumlah awak media, Selasa (30/07/2019), di Banda Aceh.
Menurut Tuanku Muhammad, simbol kebesaran Kesultanan Aceh
Darussalam yang diakui dunia adalah bendera Alam Peudeung. Karena itu, terkait
persoalan bendera yang saat ini menjadi tranding topic di masyarakat Aceh sudah
semestinya merujuk pada historis.
"Jika persoalan bendera Aceh yang diusulkan DPRA
yaitu bendera Bulan Bintang yang digunakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
tidak menemui titik terang dari Pemerintah Pusat, maka lebih baik menggunakan
bendera Alam Peudeung. Hal ini diambil dari dasar historis," ujar Tuanku
Muhammad.
“Ini hanya sebuah saran untuk segera menyelesaikan
masalah bendera Aceh yang hingga saat ini Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Aceh belum kembali membahas persoalan bendera bulan bintang yang didesain oleh
Tgk Muhammad Hasan Ditiro untuk menjadi bendera Aceh,” imbuhnya.
Tuanku Muhammad juga menyampaikan bahwa saat ini hal yang
paling penting dilakukan di Aceh adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh
serta membangun kebersamaan demi kemakmuran masa depan Aceh.
|
“Kalau bendera alam peudeung mencerminkan keluhuran
peradaban Aceh serta menggambarkan religiusitas masyarakat Aceh dan sampai
sekarang itu masih ada, maka sebaiknya Pemerintah Aceh mempertimbangkan untuk
dijadikan bendera Provinsi Aceh menggantikan bendera bulan bintang yang ditolak
oleh Pemerintah Pusat,” tegasnya.
Apalagi, sambung Tuanku, saat ini peradaban Aceh sedikit
mengalami kemunduran sehingga perlu dilakukan perubahan oleh semua pihak di
Aceh. Oleh karena itu, Alam Peudeung dapat dijadikan sebagai simbol Aceh yang
dapat membangkitkan semangat masyarakat Aceh untuk membangun daerah.
Tuanku Muhammad menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah
dari berbagai sumber, bendera resmi kerajaan Aceh adalah dasar merah dengan
bulan bintang di tengah sebagai simbol Islam sama seperti bendera Negara Turki.
Hal itu menunjukkan bahwa kerajaan Aceh berlandaskan Alquran dan Alhadist.
"Sementara pedang merupakan lambang kedaulatan Aceh
dan juga menunjukkan sifat orang Aceh yang tegas dan ditakuti oleh
lawan-lawannya. Ada istilah di Aceh yaitu, Hudep Saree Matee Syahid, Salah
Narik Peudeung Peuteupat, Salah Seunambat Teupeuroe Dumna,” terang Pewaris
kerajaan Aceh itu.
"Penambahan gambar pedang pada bendera tersebut
sebagai sifat orang Aceh diletakkan di bawah bintang bulan. Kesamaan bendera
Turki dengan alam peudeung Aceh menandakan hubungan yang terjalin sangatlah
harmonis antara Aceh dan Turki pada masa dahulu,” pungkas Tuanku Muhammad.
Perlu diketahui bahwa sudah hampir selama 125 tahun
Bendera Alam Peudeung tidak pernah berkibar di Tanah Rencong ini. Namun untuk
membangkitkan kejayaan Aceh pada masa silam, saat Upacara Adat Istiadat pada 11
September 2018, Pewaris DiRadja Atjeh Darussalam PSB DYMM Tuanku Muhammad ( I )
ZN AL-Haj kembali mengibarkan simbol kebesaran Aceh.
Pada perayaan peringatan tahun baru islam 1 Muharram 1440
H setahun silam tersebut dihadiri DiRadja dari nusantara dan luar negeri
sehingga acara itu berlangsung meriah dan menjadi sarana untuk membangkitkan
kembali kejayaan Aceh di masa depan.(syaf)