[caption id="attachment_50518" align="aligncenter" width="720"]
Aksi warga memblokir jalan di perbatasan Deliserdang menuju Kabupaten Langkat, tepatnya di Tandem Hilir[/caption]
Aksi blokir jalan penghubung antara Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan oleh warga terus berlanjut.
Warga masih tetap mempertahankan kayu dan batu yang mereka letakkan di badan jalan hingga ada keputusan yang pasti dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Warga juga mengancam akan menyegel Kantor Desa yang dianggap sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten.
Aksi blokir jalan yang dilakukan warga Desa Tandem Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang hingga hari ini terus berlanjut.
Puluhan warga masih meletakkan kayu dan batu di badan jalan. Selain itu, sejumlah spanduk dan poster tuntutan juga masih dipasang warga.
Aksi blokir jalan penghubung antara Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan oleh warga terus berlanjut.
Warga masih tetap mempertahankan kayu dan batu yang mereka letakkan di badan jalan hingga ada keputusan yang pasti dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Warga juga mengancam akan menyegel Kantor Desa yang dianggap sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten.
Aksi blokir jalan yang dilakukan warga Desa Tandem Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang hingga hari ini terus berlanjut.
Puluhan warga masih meletakkan kayu dan batu di badan jalan. Selain itu, sejumlah spanduk dan poster tuntutan juga masih dipasang warga.
Aksi warga ini dipicu karena rusaknya akses jalan penghubung antara Kota Binjai, Deli Serdang dan Kota Medan sejak tahun 2005 yang lalu.
Jalanan yang biasa di lintasi truk ini mengalami rusak parah dan berdebu disaat musim kemarau, serta berlumpur saat musim penghujan.
Bahkan sejumlah pengendara kerap terjatuh akibat terperosok di lubang yang besar dan dalam.
Menurut sejumlah warga, Hendri Sumarsono bahwa jalanan yang rusak parah di desa mereka sekitar tiga kilometer. Bahkan sediktinya ada tiga truk yang sudah terbalik di jalan yang rusak tersebut, karena besarnya lubang di badan jalan.
"Yang pasti kami hanya minta agar jalan ini di aspal, kalau, tidak, kami akan melakukan penyegelan terhadap kantor desa setempat," ujarnya, Rabu (12/4/16).
Pihak kecamatan sendiri tidak bisa memberikan jawaban kepada warga kapan akses jalan penghubung ini diperbaiki.
Sehingga warga berencana akan terus mempertahankan aksi blokir dan akan menyegel kantor desa jika akses jalan tidak segera diperbaiki.
Kini warga hanya bisa berharap, agar Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara segera turun kelokasi dan menemui warga.
Warga juga meminta adanya kepastian kapan akses jalan tersebut diperbaiki.
Warga juga mengancam akan tetap terus memblokir jalan dan menyegel kantor desa jika akses jalan tidak segera diperbaiki.(hendra)
Jalanan yang biasa di lintasi truk ini mengalami rusak parah dan berdebu disaat musim kemarau, serta berlumpur saat musim penghujan.
Bahkan sejumlah pengendara kerap terjatuh akibat terperosok di lubang yang besar dan dalam.
Menurut sejumlah warga, Hendri Sumarsono bahwa jalanan yang rusak parah di desa mereka sekitar tiga kilometer. Bahkan sediktinya ada tiga truk yang sudah terbalik di jalan yang rusak tersebut, karena besarnya lubang di badan jalan.
"Yang pasti kami hanya minta agar jalan ini di aspal, kalau, tidak, kami akan melakukan penyegelan terhadap kantor desa setempat," ujarnya, Rabu (12/4/16).
Pihak kecamatan sendiri tidak bisa memberikan jawaban kepada warga kapan akses jalan penghubung ini diperbaiki.
Sehingga warga berencana akan terus mempertahankan aksi blokir dan akan menyegel kantor desa jika akses jalan tidak segera diperbaiki.
Kini warga hanya bisa berharap, agar Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara segera turun kelokasi dan menemui warga.
Warga juga meminta adanya kepastian kapan akses jalan tersebut diperbaiki.
Warga juga mengancam akan tetap terus memblokir jalan dan menyegel kantor desa jika akses jalan tidak segera diperbaiki.(hendra)