![]() |
| Ricky Prandana Nasution bersuara di rapat dengar pendapat di Komisi I DPRD Deliserdang. (Foto: Istimewa/mol) |
DELISERDANG | Terkait terpaan isu dirinya disebut-sebut mau menguasai Madrasah Firdaus, Ricky Prandana Nasution membantah. Katanya, dirinya sedikitpun tidak ada niat. Dia hanya ingin membantu agar lembaga pendidikan itu tetap berdiri.
"Kalau saya buka CCTV rumah saya, bahwa bapak-bapak
datang ke rumah saya meminta bantuan. Artinya jangan juga dikaburkan, dihilangkan bahwa dahulu keinginan baik
kita bagaimana agar ini tidak diambil orang lain. Kan kesepakatan kita
dulu seperti itu," katanya.
Ricky juga
mem-flashback, di saat itu tidak ada orang-orang yang berani seperti sekarang.
Ketika itu lahan masih masih diganggu oleh oknum-oknum OKP. Lalu saat ini setelah
Ricky memagari Madrasah Firdaus agar tidak disalahgunakan pihak yang tidak
bertanggungjawab, justru sejumlah warga memprotes dirinya.
"Di lapangan
itu gak ada yang berani. Ini saksinya ada saya bawa, waktu ada (oknum) OKP
satupun gak ada berani," ungkap Ricky.
Saksi dimaksud
Ricky bernama Nurmanto alias Manjek yang langsung menerangkan, dialah yang
selama ini ditugaskan oleh pihak PTPN untuk menjaga madrasah tersebut. Warga
Dusun XI tidak terlihat sewaktu ada upaya-upaya oknum OKP mempersoalkan tempat
pendidikan itu. Peran serta Ricky lah saat itu yang berjuang agar tetap
berdiri Madrasah Firdaus.
"Saya menjaga Madrasah yang ditugaskan PTPN tahun 2016
yang saya tahu (warga Dusun XI) yang peduli terhadap Madrasah tidak ada. OKP
ada yang datang, cuma tidak pakai seragam," akunya.
Sementara itu, salah satu warga Dusun VII Desa Bandar Klippa,
Rahman usai RDP mengakui dialah yang membawa tokoh-tokoh masyarakat Desa Bandar
Klippa ke rumah Ricky Prandana Nasution yang saat itu menjabat sebagai Ketua
DPRD Deliserdang. Ketika itu mereka berharap agar dapat mempertahankan Madrasah
Firdaus.
Ricky Prandana Nasution yang juga putra asli Desa Bandar
Klippa pernah mengenyam pendidikan agama Islam non formal di Madrasah Firdaus itu.
Jadi, kata Rahman, mantan Ketua DPRD Deliserdang itu terpanggil untuk
mempertahankan bahkan bercita-cita membangun lebih baik lagi.
"Jadi sebelumnya Pak Ricky menyarankan agar lahan itu
dihapusbukukan dari asset PTPN dengan terlebih dahulu membuat Yayasan, supaya
diajukan kepada Gubernur. Saat itu terjadi kesepakatan. Namun belakangan ada
sejumlah warga malah membuat Yayasan baru, terpecah-pecah lah kondisinya
sekarang," ujarnya
Akibatnya, lanjut Rahman, terjadi saling curiga-mencurigai
dan yang tertuduh justru Ricky. Warga membuat yayasan dengan tidak melibatkan Ricky
yang sudah banyak mengorbankan moril dan materil, setidaknya membangun pagar
bahkan ingin menjadikan madrasah itu bertaraf internasional dengan berlantai
tiga.
Sementara itu mewakili warga, menyatakan alasannya mengapa mereka tidak ingin keterlibatan warga dusun lain. "Karena lokasi Madrasah itu berada di Dusun XI dan kami masyarakat di situ mampu membangun itu Madrasah. Artinya dalam swakelola masyarakat kita siap tanpa campur tangan pihak lain. Andai kata pihak lain ingin menyumbangkan wakaf ataupun infaq yang tidak mengikat silahkan saja," katanya.

