Polres Sergai Amankan Dua Pelaku Penganiayaan Berat

Sebarkan:
Kantor Sat Reskrim Polres Serdangbedagai,Selasa,(1/3/2022)

SERDANGBEDAGAI  | Satuan Reskrim Polres Serdangbedagai (Sergai) telah menahan dua orang yang diduga terlibat kasus penganiayaan berat terhadap Juliadi alias Ego warga Dusun I, Kampung Banjar, Desa Gempolan, Kecamatan Seibamban,  Kabupaten Serdangbedagai. 

"Saat ini dua orang sudah kita tetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan itu," ujar Kapolres Serdang Bedagai AKBP Ali Machfud kepada awak media, Rabu, (1/3/2023). 

Kapolres menyebutkan, atas kasus penganiayaan itu pihak Kepolisian Sergai telah memeriksa lima orang dan menyisir pelaku lainnya yang masih kabur. 

"Lima orang sudah diperiksa dan dua orang kita tetapkan tersangka. Sampai saat ini kasus masih kita kembangkan dan memburu pelaku lainya," ucap Kapolres. 

Selain itu, Polres Sergai juga menetapkan Iwan alias Penger yang diduga kuat sebagai bandar narkotika dan menjadi otak pelaku penganiayaan tersebut dalam daftar pencarian orang. 

"Untuk Penger kita masukan dalam daftar pencarian orang (DPO)," tegas Kapolres.

"Penganiayaan yang mengarah pada percobaan pembunuhan terhadap terhadap Juliadi alias Ego terjadi pada Jumat (24/2/2023).,"tutup Kapolres.

Juliadi alis Edo korban penganiayaan berat.


Sebelumnya kata Ego kepada awak media, insiden itu diduga bermula dari penangkapan kaki tangan gembong pengedar narkoba bernama Yetno atas kasus peredaran narkoba jenis sabu sabu. 

Para pelaku menduga korban berperan dalam penangkapan Yetno. Hal inilah yang lantas membuat puluhan orang dari kelompok bandar narkoba Penger melakukan penganiayaan terhadap Ego karena dituding sebagai kaki tangan polisi. 

"Karena katanya aku kibus, yang membuat si Yetno ketangkap polisi. Padahal aku juga tidak tahu kalau dia itu ditangkap. Yetno itu anggota Penger," ujar Ego.

Ayah empat orang anak itu menceritakan awalnya dia dijemput oleh Dedek rekannya yang memintanya membeli narkoba jenis sabu sabu. 

Ego bersama Dedek kemudian mendatangi kediaman Penger yang ada di Desa Pon. Namun saat tiba di sana, Ego telah ditunggu puluhan orang termasuk Penger yang langsung melakukan penganiayaan terhadapnya. 

"Awal saya dijemput temannya saya dari rumah terus  aku ke Desa Pon tempat si Penger. Di sana aku dikeroyok itu hampir 20 orang. Baru sampai dipukulin, saya jatuh lalu tangan diikat, kaki diikat, baru aku dipukuli lagi sama puluhan orang yang ada di sana diseret seret dan dipijak pijak," kata Ego. 

Akibat penganiayaan itu, Ego mengalami luka diseluruh tubuhnya. Bahkan rusuk Ego ada yang patah. 

"Kepala ku dipukul batu, rusuk patah, kaki dipukul broti memang saat itu aku mau dimatikan sama orang itu," ujarnya 

Saat kejadian berlangsung hari hampir gelap. Para  pelaku mengikat korban pada bagian kaki dan tangannya. Beruntung saat itu sejumlah warga melihat dirinya dianiaya. Para pelaku kemudian menghentikan aksinya lalu membawa Ego ke sebuah tambak udang yang ada di Desa Naga Lawan di Kecamatan Perbaungan. 

"Saat itu ada ibu ibu, kalau tidak mungkin saya sudah mati di situ. Kemudian jam 8 malam aku dibawa oleh tiga orang pelaku menggunakan mobil ke tambak udang," ujar Ego. 

Di lokasi tersebut, sejumlah orang kembali menganiaya korban menggunakan kayu dan benda tajam. 

"Di tambak udang itu saya dipukuli di dalam mobil, sampai jam 12 malam itu aku dipukuli terus. Pelaku itu ada beberapa orang yang di tambak udang termasuk Maruba," ujar Ego. 

Berjam jam dianiaya pelaku, fisik Ego mulai lemas. Para pelaku yang berjumlah tiga orang kemudian memborgol jempol dan lengan tangannya. Kaki Ego juga diikat para pelaku, sementara mata dan mulutnya ditutup menggunakan lakban. Para pelaku kemudian memasukkannya ke dalam mobil Avanza. Berselang beberapa jam, para pelaku kemudian membawanya ke Kabupaten Langkat. 

"Habis dipukulin, aku lemas, terus aku diborgol, kaki diikat mulut dilakban sama mata. Kemudian di masukan dalam mobil. Habis itu dibawa lah awak, cuman aku saat itu belum tau dibawa kemana," ujarnya. 

Di tengah perjalanan, Ego yang diletakkan di bagasi mobil pelan pelan membuka borgol tangannya. Setelah beberapa jam menempu perjalanan, mobil pelaku berhenti di jembatan sungai Besitang Kabupaten Langkat. Ego pun hanya bisa pasrah, dia diam saja dan pura pura mati. Dengan kondisi kaki terikat, dan mulut serta mata dilakban, para pelaku kemudian membuangnya ke sungai Besitang. 

"Dibawa ke sana itu kurasa lewat jam 12 malam. Pas dijalan aku lepas borgol ditangan. Trus aku dibuang dari jembatan ke sungai. Mereka kira aku sudah mati. Aku ya diam saja pura pura mati. Pas dibuang aku diam dan menghanyutkan diri, begitu aku liat mobil itu jalan, aku buru buru lepas lakban dan ikatan kaki kemudian menepi," katanya. 

Dengan kondisi borgol di tangan, dan wajah lebam lebam, Ego yang sempoyongan kemudian berjalan meminta pertolongan warga. 

"Waktu itu warga pikir aku penjahat karena kan ada borgol dan wajah ku lebam. Pas aku tanya rupanya aku sudah di Besitang di Langkat. Kira kira itu jam 6 pagi," ujarnya. 

Warga kemudian membawanya ke Polsek Besitang. Polisi lantas memberi dia pengobatan dan menyerahkan Ego ke Polres Langkat. Kemudian Ego diserahkan ke Polres Sergai yang sudah ditunggu istrinya.

Atas peristiwa itu, Ego pun telah membuat laporan atas percobaan pembunuhan ke Polres Sergai. Dia melaporkan Iwan alias Penger dan kawan kawannya atas kasus penganiayaan. 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini