Kapoldasu Diminta Tuntaskan Tiga Masalah Besar di Madina

Sebarkan:

Neta Pane

MADINA | Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta kepada Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra Simanjuntak agar segera melakukan gebrakan dan tindakan tegas untuk menuntaskan tiga masalah besar di Kabupaten Mandailing Natal (Madina).


"Kita berharap, perhatian Kapolda Sumut bisa lebih serius ke Madina. Sebab saat ini di wilayah itu ada tiga masalah besar akibat ulah mafia berkuasa penuh, yakni kerusakan parah akibat tambang emas liar di Batang Natal, meluasnya hutan ganja di Panyabungan Timur dan ulah mafia BBM yang kerap membuat hilangnya solar dari Madina," ujar Neta dalam rilisnya yang diterima Wartawan, Minggu (14/3/2021).


Menurut Neta, selama ini ketiga masalah itu terbiarkan dan semakin membuat masyarakat resah, sementara para mafia semakin semena-mena menghancurkan bumi Madina.


Banyaknya tokoh penting Madina di ibukota Jakarta seakan tak berdaya mengatasi masalah di tanah kelahirannya itu. Dengan kondisi ini Neta berharap kepada Kapolda Sumut untuk bergerak cepat mengatasi dan membasmi para mafia di Madina itu.


Dalam kasus mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) misalnya, Neta menyampaikan ada tiga orang yang "berkuasa" yang kerap membuat solar hilang dari pasaran. Hilangnya BBM jenis solar ini dikarenakan dijual ke tambang-tambang ilegal yang beroperasi di beberapa daerah yang ada di kabupaten itu.


Sedangkan dalam kasus ganja di Panyabungan Timur, IPW memperkirakan luasnya saat ini sudah mencapai 20 hektar yang semula hanya tujuh hektar. Ganja ini tak hanya dijual di Madina, tapi pasarnya sudah merambah ke pulau Jawa dan bersaing dengan ganja Aceh.


Pada 17 Desember 2020 misalnya, pihak kepolisian menemukan 173 Kilogram ganja dari Madina yang diselundupkan di antara buah Kedondong di Depok. Lalu 3 Maret 2021, Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkap 115 kilogram ganja yang diselundupkan di dalam drum yang juga ditemukan di Depok, Jawa Barat. Setelah bandar F ditangkap, polisi kembali menemukan ladang ganja milik tersangka di Madina.


Sementara itu, kelahiran bayi cacat bermunculan di sepanjang aliran sungai Batang Natal di Madina. Aksi mafia tambang ilegal terus menerus terbiarkan. Setiap hari setidaknya 220 alat berat jenis Ekskavator dibiarkan menghancurkan dan mengeruk sungai Batang Natal untuk mencari emas.


Para penambang menggunakan mercuri dalam aksinya. Akibatnya, bermacam-macam penyakit bermunculan, mulai dari bayi dengan kondisi usus di luar (gastroschisis), bayi bermata satu atau cyclopia, hingga anencephaly atau kelainan pada tengkorak kepala.


Selain menimbulkan penyakit bagi warga, kegiatan penambangan liar yang menjamur sejak dua tahun terakhir ini juga membuat lingkungan rusak parah.


Atas kondisi ini Neta meminta Kapolda Sumut yang baru untuk segera membuat tim khusus untuk "perang terhadap mafia Madina", yang berbisnis hutan ganja, bisnis menghilangkan solar, dan bisnis tambang emas ilegal.


"Jika tidak mampu mengatasinya, sebaiknya Kapolda Sumut meminta bantuan Kapolri Sigit agar ikut menurunkan tim Mabes Polri untuk membabat habis ulah para mafia ini. Yang penting hutan ganja, mafia BBM, dan tambang emas ilegal di Madina tidak dibiarkan seperti selama ini," ujarnya. (r/sor)


.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini