Terkait Harga Padi Anjlok, Ini Tanggapan Ketua DPRD Sergai

Sebarkan:


SERDANGBEDAGAI |
Indonesia akan mengalami fenomena La nina yakni cuaca musim hujan dengan itensitas yang tinggi, risiko kegagalan panen cukup tinggi karena di beberapa wilayah tanaman padi banyak yang terendam banjir,dan karena curah hujan yang tinggi, harga gabah bisa anjlok di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"La Nina akan menyebabkan curah hujan yang sangat tinggi bahkan dapat memicu banjir. Hal ini akan memperbesar risiko kegagalan panen, khususnya bagi petani padi mengingat padi adalah tanaman yang tidak boleh kelebihan air. Di samping itu, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) akan semakin meningkat karena kelembaban tinggi,"demikian disampaikan Ketua DPRD Sergai, dr. M. Riski Ramadhan Hasibuan, SH, SE kepada wartawan Selasa (19/1/2021) malam melalui pesan WhatsApp menanggapi keluhan petani soal harga gabah anjlok.

Dijelaskan lebih lanjut Riski Ramadhan Hasibuan, bahwa  berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama Oktober 2020, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp4.815 per kg atau turun 1,56 persen dan di tingkat penggilingan sebesar Rp4.928 per kg atau turun 1,34 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

"Artinya fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah di Sergai, membuat produsen beras akan mengakibatkan harga gabah semakin anjlok di bawah HPP," ujarnya lagi.

Politisi muda asal Partai Gerindra itu berharap agar Pemerintah Daerah Sergai dapat mengambil beberapa langkah antisipasi seperti penyerapan hasil panen dengan harga yang layak, hingga bantuan kegagalan panen.

"Nanti akan diteruskan ke Komisi B yang bermitra kerja dengan Dinas Pertanian. Intinya, secara mekanisme lembaga DPRD Sergai, akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Sergai," tutup dr Riski.(HR)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini