Tak Tahu Mengadu Kemana : Pak Jokowi, Mohon Bangunkan Jalan dan Jembatan Harap Masyarakat Sah Raja dan Lubok Pusaka.

Sebarkan:


ACEH UTARA
I Kehidupan Penduduk Desa yang terletak di perbatasan Aceh Timur dan Aceh Utara sangat memprihatinkan, Masyarakat yang berdiam di Desa Sah Raja dan Desa Lubuk Pusaka merupakan Desa yang sangat terisolir, penduduk setempat sebagian besar hanya bergantung hidup pada sektor perkebunan.

Desa Lubuk Pusaka yang memiliki luas wilayah 90 ribu Hektar berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meriah, dengan jumlah penduduk 3 ribu jiwa lebih tersebar di 7 dusun, sementara Desa Sahraja sendiri mempunyai luasnya 15 ribu Hektar, dengan penduduk nya 1890 Jiwa tersebar dalam 5 dusun.

Amatan awak media ini dilapangan, Kehidupan masyarakat di dua Desa terpencil itu sangat jauh dari kata merdeka, mulai dari permasalahan infrastruktur, pendidikan dan bahkan kesehatan yang hanya bisa mereka impikan tampa mujud kenyataan.

Mereka hanya bisa terus berharap kepada pemerintah, Baik daerah maupun provinsi, dan bahkan pemerintah pusat Jakarta, mereka berharap dengan terpublikasikan di media ini, agar pemerintah mau melihat keberadaan mereka di daerah pedalaman.

Hal tersebut disampaikan oleh Rajudin Kepala Desa Sahraja Kabupaten Aceh Timur, Jumat (15/1/2021), Kami berharap kepada pemerintah, Daerah, Provinsi maupun Pemerintah Pusat di Jakarta, Bapak Nova Iryansyah, Bapak Jokowi, tolong bantu bangun Jalan pak, agar hasil pertanian dapat kami bawa keluar ke pasar, jangan biarkan hasil panen kami membusuk di sini.

Lanjutnya, tolong Bapak Gubernur Nova dan Bapak Presiden Jokowi, bangun jembatan yang menghubungkan Dua Desa, antara Desa Sahraja dan Desa Lubuk Pusaka, agar anak-anak kami dapat bersekolah dengan lancar, tampa harus mendayung sampan untuk sampai disekolah.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Lubuk Pusaka Sulaiman, kepada Bapak Gubernur dan Bapak Presiden yang kami cintai, " Tolong pak lihatlah keberadaan kami didaerah pedalaman Aceh Timur dan Aceh Utara, jangan biarkan kami hidup seperti tampa Ayah, bantu kami pak, bangun Jalan, bangun jembatan, dan berikan kami dokter untuk mengobati sakit kami pak ".

Kami sangat kesulitan untuk berobat, kami harus menempuh perjalanan yang jauh agar kami bisa sampai di tempat pengobatan pak, kalaupun ada bidan di Desa kami, mereka hanya ada setengah hari di pustu, mulai jam 9 sampai jam 12 siang, sedangkan masyarakat sakit tak menentu di pagi hari.

Kami harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan kesehatan, kami harus menggunakan jonder untuk membawa orang sakit, kenapa kami harus tersisihkan, sedangkan kami juga warganegara Indonesia yang sudah merdeka, tapi kami tidak tahu bagaimana nikmat nya merdeka. Tutur Sulaiman. (alman).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini