Awalnya Kejang, Kru Kapal Sibolga-Gunung Sitoli Tiba-tiba Meninggal

Sebarkan:


SIBOLGA - Kru sebuah kapal penyeberangan tujuan Sibolga-Gunung Sitoli, Perdana Simatupang (25) tiba-tiba meninggal dunia, Kamis (14/1) malam.


Peristiwa itu terjadi sekira pukul 19.40 WIB, hingga membuat geger rekan sekerjanya. Padahal almarhum selama ini diketahui tidak pernah mengeluh sakit.


Terkait hal ini, pihak Kepolisian Resort (Polres) Sibolga, Sumatera Utara (Sumut)  dan keluarga almarhum Reja masih menunggu hasil diagnosa rumah sakit.


Sebelumnya, almarhum sudah tidak sadarkan diri dan dari mulut dan hidungnya keluar cairan berwarna biru, lalu dilarikan ke Rumah Sakit.


Kapolres Sibolga, AKBP Triyadi melalui Kasubbag Humas, Iptu R Sormin pun membenarkan informasi tersebut.


Ia menerangkan, berdasarkan keterangan saksi kepada Polisi, pada saat itu, almarhum Reja Perdana Simatupang bersama seorang rekannya Wahyu Hadi sedang melaksanakan tugas mencatat Nomor Polisi (Nopol) dan mengatur posisi kendaraan yang masuk ke dalam kapal.


Seketika almarhum terjatuh dan mengalami kejang-kejang.


“Melihat peristiwa itu, rekan-rekan almarhum kemudian membawa almarhum ke dalam Gardek kapal hingga melihat dari mulut dan hidung almarhum keluar cairan berwarna biru,” ucap Sormin.


Selanjutnya pihak kapal menghubungi orang tua almarhum dan 10 menit kemudian lalu membawa almarhum ke salah satu rumah sakit di Kota Sibolga.


“Masih dalam kondisi tidak sadarkan diri, almarhum dimasukan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan penanganan medis. Sekira pukul 20.20 WIB, almarhum dinyatakan meninggal dunia,” kata Sormin.


Jenajah almarhum Reja Perdana Simatupang lalu dibawa dari rumah sakit ke rumah duka di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sibolga Kota untuk disemayamkan. Rencananya akan dikebumikan Jumat (15/1).


“Dari keterangan rekan almarhum sebelumnya, almarhum diketahui selama bekerja di kapal tidak pernah mengeluhkan sakit. Atau kondisi almarhum selama ini dalam keadaan sehat,” lanjut Sormin.


Akibat peristiwa itu, keberangkatan kapal tempat dimana almarhum bekerja tertunda sementara waktu, karena melayat.


“Pihak keluarga almarhum juga untuk sementara tidak merasa keberatan dan menerima dengan ikhlas kepergian almarhum sembari menunggu hasil diagnosa dari dokter,” pungkas Sormin (Tp/ Hen).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini