LANGKAT-Murid Pendidikan Usia Dini (PAUD) Yayasan
Pendidikan (Yaspen) Karya Kartini di Desa Gergas, Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat, diduga fiktif.
Informasi yang diperoleh, Sabtu (6/9), Yaspen Karya
Kartini milik Siti Tahani itu sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Dari
yayasan tersebut, terdapat beberapa tingkat pendidikan, mulai dari PAUD, RA,
TK, TPQ, dan SMP.
Disebut-sebut, pemilik Yayasan memanfaatkan murid TK
untuk memanipulasi data PAUD KB Karya Kartini dan PAUD TPQ yang dibinanya.
Bahkan, saat ini izin PAUD KB Karya Kartini dikabarkan diperpanjang pada
Agustus 2018 lalu dan PAUD TPQ dikabarkan diperpanjang pada Mei 2018 lalu.
Menindaklanjuti informasi ini, awak media menemui Siti
Tahani di kediamannya yang berada persis di Lingkungan Yayasan yang dibinanya
tersebut. Namun, anak wanita Siti Tahani mengakui kalau ibunya sedang sakit,
Sabtu (6/9).
Tak lama berselang, seorang pria mengaku menantunya yang
bernama Deni, keluar dari dalam rumah. Dengan raut wajah yang tegang, pemuda
itu mempertanyakan maksud kedatangan awak media.
Setelah dijelaskan prihal informasi awal yang diterima,
Deni yang juga menantu Siti Tahani mengakui, kalau TK di Yayasan tersebut sudah
tidak aktif.
"TK memang sudah tidak ada. Sekarang kami ganti
menjadi RA," ucapnya.
Disinggung soal PAUD, Deni yang juga mengaku operator
pada Yayasan tersebut mengakui belum ada PAUD di Yayasan itu.
"Kalau PAUD belum ada. Izin PAUD yang mana ini yamg
dimaksud?" ucap Deni bertanya balik.
Setelah ditunjukkan berkas izin PAUD milik Yayasan
mertuanya, Deni langsung mengakui bahwa izin PAUD itu baru diurus.
"Oh, yang ini. Kalau ini iya, baru kami urus. Ini
bukan perpanjangan, tapi memang baru kami urus," sebutnya.
Namun Deni tidak dapat menyebutkan secara pasti berapa
jumlah murid PAUD yang dibinanya.
"Datanya belum kami rekap," kata Deni dan
mengakui jumlah guru PAUD sebanyak 4 orang.
Seperti diketahui, berdasarkan peraturan tentang izin
operasional PAUD, disebutkan jumlah murid minimal 20 orang. Namun, meski sudah
mengantongi izin, tetapi pihak Yaspend Karya Kartini belum dapat menyebutkan
berapa jumlah muridnya.
Sementara, untuk setiap PAUD saat ini pemerintah
mengucurkan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) sekitar Rp 600 ribu per
murid. Sehingga diduga adanya manipulasi data siswa untuk mengambil keuntungan
pribadi.
Menyikapi hal ini, Deni menegaskan kalau pihaknya hanya
membantu masyarakat. "Gak ada untungnya usaha pendidikan ini. Dana bantuan
Pemerintah itu gak cukup, kami mengeluarkan gaji guru saja sudah berapa. Belum
lagi fasilitas sekolah. Yayasan ini kami bangun hanya untuk bantu
masyarakat," imbuhnya seraya mengatakan bahwa Fasilitas Internet juga
belum terpasang. (lkt-1)