Sikapi Isu SARA dan Hoax, Sihar Ajak Masyarakat Berpikir Rasional

Sebarkan:

Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara, Sihar Sitorus, mengajak masyarakat waspadai isu Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA) dan berita hoax yang muncul.

Namun, ia meyakini bahwa masyarakat saat ini sangat bijaksana dan rasional menyikapi kedua hal tersebut.

Hal tersebut dikatakan Sihar saat menyampaikan sambutan dalam deklarasi Relawan Horas Indonesia di Wisma Mahinna Center, Jalan Rela, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, Minggu (15/4/2018) sore.

"Saya dengar berita Hoax yang muncul dan disebarkan soal putra daerah dan Pak Djarot yang dijadikan menteri. Ini semua tidak mendasar, tidak rasional," ungkap Sihar.

Pria berkacamata itu pun mengajak para relawan untuk berpikir logika. Ketika mereka dicalonkan memimpin Sumut dan tiba-tiba Djarot ditunjuk oleh Presiden RI Jokowi Widodo menjadi Menteri dan menyerahkan kepemimpinan Sumut kepada dirinya, ini di luar logika.

"Mari kita bongkar logikanya. Bayangkan, untuk menjadi pemimpin daerah, harus memberikan kemampuannya 1.000 persen untuk daerahnya. Kenapa berita hoax-nya bukan saya yang jadi menteri? Atau saya dan Pak Djarot menjadi menteri? Yang pasti, kami berdua mengabdi untuk Sumut. Ini gosip, hoax yang jangan didengar," jelasnya.

Maka dari itu, Sihar mengajak masyarakat berpikir rasional. Sumut yang berada posisi keempat terbesar nasional, sepatutnya dipimpin oleh pemimpin yang memiliki wawasan dan pengalaman yang luas.

'Saya ingin memberikan edukasi, bahwa Sumut adalah provinsi terbesar keempat nasional. Artinya, Sumut ini membutuhkan pemimpin yang berwawasan nasional dan berwawasan rasional. Karena Sumut berpeluang menjadi lirikan investor internasional, serta wisatawan internasional," tegas Sihar.

Sebelumnya, Ketua Umum Djarot-Sihar Institute, M Salim Simangunsong mengatakan para Relawan Djarot-Sihar (DJOSS) sepakat untuk menyikapi isu SARA dan berita hoax dengan arif dan bijaksana.

Para relawan pun siap mengawal dan mengantarkan DJOSS memimpin Sumatera Utara periode 2013-2023 mendatang. 

Diyakininya, masyarakat Sumatera Utara pun sudah bijak menyikapi isu SARA yang muncul dan mengarah kepada paslon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

"Isu SARA belakangan ini muncul, saya kira kita harus arif dan bijaksana menyikapi itu. Kita jangan terbawa arus isu yang muncul yang akhirnya merugikan paslon yang kita usung ini. Begitu juga masyarakat, saya kira pintar dan tak bisa dipecah belah," ungkapnya.

Ia menambahkan, sepatutnya masyarakat Sumut berterima kasih kepada paslon yang mengusung tagline 'Semua Urusan Mudah dan Transparan' itu.

Sebab, Djarot yang sarat pengalaman dalam memimpin, yakni menjadi Wali Kota Blitar dan Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta, bersedia untuk memimpin Sumut.

"Begitu juga dengan Pak Sihar yang mengambil risiko keluar dari zona nyamannya. Pengalamannya sebagai pengusaha dan juga menggeluti dunia sepakbola nasional patutnya menjadi bagian terdepan perubahan Sumut," yakin Salim.

Dirinya pun mengajak seluruh relawan DJOSS untuk merapatkan barisan dan satukan visi misi mengantarkan Djarot-Sihar memimpin dan melakukan perubahan Sumut ke depannya.

"Tinggal hitungan minggu kita menentukan siapa pemimpin Sumut ke depannya. Mari kita bekerja sama, kita pejuang perubahan, masa depan Sumut," pungkasnya.

Deklarasi tersebut, para relawan yang tergabung dalam Horas Indonesia se-Sumatera Utara sepakat memenangkan DJOSS menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 mendatang.

Sihar juga diberikan ulos sebagai tanda dukungan dan kepercayaan masyarakat menjadi pemimpin provinsi ini. (ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini