Program Literasi Sihar Sitorus Jadi Bukti Keseriusan Cerdaskan Anak Bangsa

Sebarkan:

Upaya Sihar Sitorus untuk memajukan dunia literasi di Sumatera Utara (Sumut) merupakan salah satu program yang bertujuan untuk pengembangan pendidikan anak-anak di Sumut.

Lewat program kunjungan di perpustakaan dan sumbangan buku di perpustakaan Lafran Pane Sipirok, Wakil dari Djarot Saiful Hidayat tersebut ingin memperkenalkan pentingnya literasi dalam pembangunan daerah.

Praktisi Pendidikan Sumut Agus Marwan mengatakan, program Sihar Sitorus tersebut dinilai menjadi bukti dari keseriusan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Selain itu, program tersebut akan mendukung perwujudan nawacita Jokowi. Khususnya nawacita ke lima hingga ke sembilan.

Agus Marwan menuturkan, pemimpin yang dinanti saat ini adalah pempin yang dapat memenuhi perkembangan pendidikan zaman sekarang. Terlebih saat ini masyarakat dihadapkan pada persaingan global, setelah masuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Selain itu tantangan lainnya yakni tentang teknologi informasi yang begitu cepat perkembanganya. Sehingga harus segera up to date. Termasuk juga soal pengembangan karakter sebagai masyarakat Indonesia.

"Kita melihat dari sejumlah kunjungannya di media publik. Kunjungan ke perpustakaan dan sumbangan buku. Itu sesuatu yang menarik. Karena hanya orang yang mengerti arti dan fungsi literasi yang dapat melakukan hal yang demikian,” katanya, Rabu (4/4/2018).

Agus menambahkan, di era berlimpahnya informasi seperti saat ini, dibutuhkan keterampilan literasi. Tujuannya adalah, agar masyarakat mampu memilih informasi yang bermanfaat.

Literasi tidak lagi dipahami sekadar kemampuan membaca dan menulis. Tetapi, literasi telah berkembang menjadi keterampilan untuk mencari, memahami dan memanfaatkan informasi secara bertanggung jawab.

"Terlebih saat ini masyarakat hidup di abad 21 yang dikenal sebagai era informasi. Sehingga hanya masyarakat yang melek literasi yang akan bertahan di era ini. Pendidikan menjadi kunci penting untuk membentuk masyarakat literasi. Dari usia dini, anak sudah harus dilatih untuk memanfaatkan informasi dengan baik,” tambahnya.

Dipaparkan Agus, kemampuan literasi anak-anak Indonesia belum cukup memuaskan. Menurut laporan UNESCO tahun 2011, dari seribu orang Indonesia, hanya satu orang saja yang memiliki minat serius dalam membaca.

Bahkan dari penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016, peringkat literasi Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Indonesia hanya lebih baik dari Botswana, negara kecil di Afrika.

"Karena itu sangat dibutuhkan orang-orang seperti Sihar Sitorus yang ikut mendukung pengembangan perpustakaan dengan menghibahkan buku ke perpustakaan," jelas Agus.

Secara umum, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) nomor urut dua tersebut telah memperlihatkan bukti nyata dari program pengembangan pendidikan anak bangsa. Hal ini menjadi dasar agar masyarakat pintar. Rakyat tidak bodoh, tidak sakit dan tidak lapar.

Apabila terpilih nanti, lanjut Agus, Sihar diharapkan mendorong terbentuknya komunitas-komunitas literasi. Serta gerakan membaca yang dilakukan di Sumut. Karena hanya literasi yang dapat membuat masyarakat lebih kontektual. 

Saat ini banyak masyarakat memahami teks tetapi tidak kontekstual. Contohnya masyarakat memahami teks Pancasila dan kebangsaan, namun tidak dikontekstualkan.

“Sehingga kita membutuhkan pemimpin yang visioner terhadap pengembangan intelektual anak bangsa khususnya di Sumut,” jelasnya. (ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini