![]() |
| Warga desa Ampolu saat mengumpulkan tulang belulang manusia di pekaman umum akibat diterjang banjir. (mol/Elang Suliwa). |
TAPANULI SELATAN | Warga Desa Muaraampolu, Kecamatan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan mencari dan pengumpulan tulang belulang manusia yang keluar dari makam akibat diterjang banjir yang terjadi pada hari Selasa (26/11/2026) lalu.
Banjir dan longsor yang menimpa wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat masih menyisakan duka yang teramat dalam bagi keluarga korban bencana.
Berdasarkan informasi bnpb.go.id merilis, total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor (bansor) di tiga provinsi, Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, mencapai 1.016 jiwa.
Sementara jumlah korban meninggal tertinggi terjadi di Provinsi Aceh dengan jumlah 424 jiwa, Sedangkan Sumatra Utara mencapai 349 jiwa dan Sumatra Barat 243 jiwa. Dalam seminggu terakhir 8-13 Desember korban meninggal dunia bertambah 66 jiwa, dengan rincian Provinsi Aceh 33 jiwa, Sumatra Utara 19 jiwa dan Sumatra Barat 14 jiwa.
Sedangkan total jumlah korban hilang mencapai 212 jiwa dengan rincian di wilayah Aceh 32 jiwa, Sumatra Utara 90 jiwa dan Sumatra Barat 90 jiwa.
Bukan hanya orang hidup merasakan dampak dari bencana dan longsor yang terjadi di Sumatera tetapi jenazah yang di dalam kubur juga merasakan dampak hebat dari bencana tersebut.
Salah satunya yang terjadi di Desa Muaraampolu, Kecamatan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, makam di daerah tersebut porak poranda diterjang banjir, ironisnya lagi kerangka manusia keluar dari kuburnya.
Salah seorang warga Desa Muaraampolu Elang Suliwa kepada metro-online.co menceritakan, semenjak terjadinya bencana dan mengetahui adanya makam yang hancur warga langsung memeriksa dan melakukan pencarian kerangka manusia dan kain kafan yang berserakan.
"Hancurnya makam ini sejak terjadinya bencana 26 November 2025 lalu, kami melihat ternyata makam juga ikut hancur, dengan inisiatif warga Ampolu, kami langsung melakukan pencarian dan mengumpulkan tulang yang berserakan," ucap Elang, Selasa, (16/12/2025).
Elang menceritakan, kalau pencarian tulang tersebut dilakukan warga sudah berjalan 5 hari, namun saat ini pencarian sedang ditunda akibat intensitas hujan masih tinggi dan pencarian pun akan dilakukan kembali setelah cuaca memungkinkan karena masih banyak tulang belulang yang perlu di evakuasi.
"Tulang belulang tersebut kumpulkan dulu dan dan akan dikuburkan kembali secara massal," kata Elang.
Kendati demikian, ungkap Elang melihat kondisi pemakaman yang sudah porak poranda sebagai warga Ampolu, ia berharap pemakaman bisa dipindahkan ketempat yang lebih layak melihat pemakaman sudah tidak memungkinkan lagi.
"Kalau harapan, sebagai warga Ampolu saya secara pribadi berharap kuburan ini di pindah kan ketempat yang lebih layak. Mengigat masih ada tanah milik pemerintah. di wilayah kita ini," ungkap Elang.
Sebelumnya video pemakaman yang porak poranda dan penemuan kerangka manusia keluar dari kubur tersebut, sempat viral diakun facebooknya Elang Suliwa yang di posting, Senin (15/12/2025).
"Kami ini pendosa,tapi kalau bukan kami siapa lagi, ini yang bisa kami dokumentasikan, kuburan yg terbongkar di Muara Ampolu Kecamatan Muara Batang Toru Kabupaten Tapsel. Mohon maaf kalau bahasa atau ucapan yang keluar dari video ini kurang berkenan di hati. percayalah, bukan itu tujuan kami," tulis Elang Suliwa di akun facebooknya. (Syahrul/ST).

