![]() |
| Potret seorang penjaga arus lalulintas terowongan, wanita berdarah Batak yang akrab disapa Tente dan bermarga Aritonang sedang bertugas. |
MEDAN | Ratusan murid SMA Wahidin Sudirohusodo terpaksa pindah lokasi ujian lantaran banjir di terowongan jalan Tol, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, semakin parah, Selasa (10/6/2025).
"Banjir semakin parah. Akibatnya kendaraan sering mogok dan murid Wahidin tidak berani melintasi terowongan ini," kata penjaga arus lalu lintas terowongan Tol, Sei Mati.
Wanita berdarah Batak yang akrab disapa Tente dan bermarga Aritonang itu mengatakan, demikian keselamatan dan kenyamanan murid, manajemen SMA Wahidin memindahkan lokasi ujian ke gedung salah satu universitas yang berada di Pajak Rambe, Jalan KL Yos Sudarso, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan.
"Kondisi terowongan ini sudah cukup viral bahkan lagunya sudah ada. Namun sampai sekarang tidak ada respon dari pemerintah untuk mengatasinya," ungkapnya.
Wakil Kepala SMA Wahidin Zainal Arifin membenarkan, sekitar 180 murid kelas 10 pindah ujian karena masalah banjir terutama yang di terowongan jalan Tol.
"Kami sudah pernah menyampaikan kepada beberapa pihak terkait kondisi banjir terowongan dan perempatan Simpang Kantor. Tapi entah kenapa sampai sekarang belum berhasil," katanya.
Sembari menunggu pembenahan dan guna kelancaran lalu lintas siswa, pihak SMA Wahidin melakukan perbaikan secara mandiri terhadap terowongan dan jalan menuju sekolah.
"Kami sangat ingin bertemu Walikota Medan untuk menyampaikan masalah ini. Namun sampai sekarang belum bisa bertemu," ujarnya. (RE Maha/REM)

