Tumpukan Sampah Kembali Lagi Di Kawasan Pasar Tradisional Pangkalan Susu Langkat

Sebarkan:

 




LANGKAT | Dinas Lingkungan Hidup Kab. Langkat terkesan menutup mata terhadap kondisi tumpukan sampah basah dan kering yang menimbulkan bau busuk, persis di kawasan pasar tradisional Pangkalan Susu, Langkat.


Ironisnya, baru empat hari setelah dibersihkan, kini tumpukan sampahkembali lagi merusak pemandangan kawasan pasar tradisional Pangkalan Susu, Langkat, sesuai pantauan Metro Online, Jumat (17/01/2025).


Padahal, Forkopimcam Pangkalan Susu berikut jajaran telah berupaya kerja keras berkolaborasi dengan pihak PT Pertamina EP Pangkalan Susu Field dengan menurunkan alat berat untuk membersihkan tumpukan sampah, akan tetapi kini sampah kembali lagi menumpuk.


Ketua Aliansi Teluk Aru, Libertus Sijabat kembali angkat bicara terkait, tumpukan sampah di kawasan pasar tradisional Pangkalan Susu yang hingga kini belum juga tuntas.


Kenapa ya, keluhan para pedagang dan masyarakat Pangkalan Susu, terkait keberadaan sampah yang menimbulkan bau busuk, itu tidak mendapat respon yang cepat dari oknum Kabid Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kab. Langkat.


Apakah oknum Kabid bersangkutan terkesan menutup mata, atau karena alasan anggaran pemeliharaan dan dana operasional yang tidak cukup sehingga satu unit dump truck milik Dinas LH Langkat, dengan penuh sampah dibiarkan terpuruk, dan sampah kembali menumpuk, ujar Libertus dengan nada tanya.





Atau mungkin oknum pejabat LH Kab Langkat yang kurang tanggap dalam menyahuti keluhan masyarakat, terkait tumpukan sampah yang telah menimbulkan bau busuk, atau jangan-jangan anggaran dana yang dialokasikan Pemkab Langkat untuk itu tidak tepat sasaran ??


"Kita juga ingin tau yang sebenarnya, apakah karena anggaran dana yang tidak tersedia, atau bagaimana." Dia berharap agar APH (aparat penegak hukum dapat segera melakukan penyelidikan, terkait penggunaan dana anggaran pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup, Kab. Langkat.


Tumpukan sampah, lanjutnya, di kawasan padat penduduk di Jalan Sandang Pangan, Kel. Bukit Jengkol telah mengusik kenyamanan masyarakat setempat, dan warga pengguna jalan lainnya.


Tidak hanya di tempat itu saja, tapi juga satu dump truck sarat muatan sampah terpuruk di Jalan Kesatria, di depan SMP Yaspen dan Kantor Camat Pangkalan Susu. Ratusan siswa dan guru di sekolah Yaspen, dan ASN di Kantor Camat Pangkalan Susu juga merasa terganggu dampak dari bau busuk yang ditimbulkan tumpukan sampah tersebut.


Dump truck itu sudah mencapai satu bulan terkesan dibiarkan terpuruk, dan kini sampah mulai berjatuhan dari atas armada angkutan sampah tersebut, seperti terlihat dalam gambar.


Beragam jenis sampah yang kembali berserakan di Jl. Sandang Pangan, dan sampah berjatuhan dari atas dump truck di Jalan Kesatria, yang hingga kini belum dievakuasi seakan mempertontonkan ketidak perdulian oknum pejabat yang diberi tugas dan tanggungjawab untuk pengelolaan sampah di Dinas LH Kab. Langkat, terang Libertus.


Sementara itu, salah seorang warga Kel. Bukit Jengkol, Daud (47), yang secara kebetulan ketemu kru Metro Online di lokasi tumpukan sampah mengatakan, keberadaan tumpukan sampah basah dan kering yang menimbulkan bau busuk membuat masyarakat resah, baik para pedagang, dan warga lainnya yang berbelanja ke pasar tradisional Pangkalan Susu.


Nyaris setiap hari masyarakat, dan para pedagang mencium bau busuk di pasar tradisional Pangkalan Susu ini, entah kapan pengelolaan sampah ini berjalan maksimal," ucapnya dengan nada kesal.


Dampak dari tumpukan sampah terkesan dibiarkan relatif lama, kata Daud, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pencemaran lingkungan, juga berpotensi mendatangkan penyakit bagi masyarakat, ucap Daud.


Kabid Pengelolaan sampah Dinas LH Langkat, Sony Muhammad Ichsan yang dikonfirmasi kru Metro Online, Rabu (15/01/2025), yang bersangkutan tidak bersedia menyebut identitasnya. Namun, dia membenarkan tumpukan sampah di Jl. Sandang Pangan, kawasan pasar tradisional Pangkalan Susu, itu terlambat diangkut, karena armada dump truk rusak, dan kini sedang dalam proses perbaikan, ujarnya.(ls/lkt1)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini