TAPUT | Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tapanuli Utara menyelenggarakan Debat Kandidat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara no urut 1 Satika Simamora - Sarlandy Hutabarat dan Paslon nomor urut 2, Jonius Taripar Hutabarat - Doni Parlindungan Lumbantoruan di Gedung Sopo Nommensen, Komplek Perkantoran Pusat HKBP di Pearaja, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (8/11).
Debat kandidat paslon cagub/cawabup Taput ini pun berlangsung alot. Kedua kandidat ini terlihat bergantian memaparkan konsep strategi dan gagasan untuk membangun kabupaten Tapanuli Utara.
Pada sesi tanya jawab kepada Satika Simamora, kandidat calon bupati nomor urut 2, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat (JTP) mengatakan hampir 10 tahun menjadi ibu PKK dan ketua Deskranasda ada anggaran Rp 1 miliar lebih setiap tahun dan jika diakumulatif 10 tahun maka ada 10 miliar lebih anggaran, dan menurut JTP anggaran tersebut hanya digunakan untuk perjalanan dinas dan pameran yang hasilnya tidak berdampak kepada penenun.
"Kami juga mendengar para penenun masih mengeluhkan harga yang masih rendah dan banyak motif tenun yang sudah dicuri sehingga merugikan para penenun dan kecewa. Kami juga telah melakukan berapa hal terkait ini, bahkan saya mengelola beberapa penenun sekarang ini yang mana dibawah naungan deskranasda.
Mereka bercerita dan saya lihat anggaran yang ada banyak perjalanan dinas dan pameran-pameran yang menurut kami tidak berdampak kepada penenun, " ucap JTP.
Menanggapi pertanyaan dari paslon bupati nomor urut 2, Satika Simamora lantas menyindir JTP yang tidak memahami tentang ulos. Sehingga selalu berbicara hoax tanpa bukti. " Pak JTP anda saja tidak sering pakai tenun ulos, saya sendiri setiap hari selalu memakai tenun ulos. Bapak itu calon pemimpin lho, jangan selalu bicara hoax. Apa isi dari dana itu, apakah itu untuk pembelian benang dan memang itu dananya untuk pembelian benang untuk semua penenun di Tapanuli Utara yang berjumlah 11 ribu orang. Coba dihitung nilai itu dengan benang yang kami bagikan sebelumnya. Kedua, kalau kita bicara tentang pemimpin ada baiknya kita bicara dengan data dan fakta. Kita harus berbicara mulai dari diri sendiri. Kenapa saya harus mempromosikan ulos ini, saya mau buat ulos itu sejajar dengan tenun batik dan tenun palembang, " terang Satika.
Satika Simamora menjelaskan kalau orang Batak tidak perlu lagi dipromosikan.Artinya, ulos Batak yang dipakai dari leluhur dari mulai lahir, menikah dan meninggal dunia sudah mengunakan ulos. " Pertanyaan saya, cintakah anda dengan ulos itu, jangan sekarang anda seakan peduli terhadap ulos. Terbukti sekarang di Jakarta semua orang Batak senang menggunakan ulos disetiap pesta adat dan acara lainnya. Kalau dulu mereka memakai songket dan batik dari Palembang tapi sekarang ulos sudah sejajar dengan batik dan kain songket, "sebutnya.
Tenun ulos sebut Satika juga sudah sering menjadi juara satu tingkat nasional. Karena itu, Satika meminta agar JTP mempelajari lagi lebih banyak tentang ulos dan manfaatnya. "Karena itu, Bapak jangan hanya mendengar dari satu pihak penenun karena itu pendukungnya bapak, lantas bapak mendengar katanya-katanya-katanya. Tidak mungkin dari 11 ribu penenun itu mengeluh semua, terimakasih, " pungkas Satika Simamora.
Seperti diketahui, KPU Taput menyelenggarakan debat kandidat paslon bupati/Wakil bupati 2024-2029 ini dan dibuka oleh ketua KPU Taput, Swardi Pasaribu.
Selain kedua paslon nomor urut 1 dan 2 turut hadir Ketua KPU Kabupaten Tapanuli Utara Suwardy Pasaribu dan para Anggota KPU Kabupaten Tapanuli Utara yakni, Symtoy S Manullang, Chandra Panggabean, Evy Regina Marpaung.
Acara ini juga dihadiri Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak, SH, SIK, para Forkopimda Taput/mewakili, para Pimpinan Perangkat Daerah, Sekretaris KPU Kabupaten Tapanuli Utara Erifan Manullang, Ketua/Anggota Bawaslu Taput. (Alfredo/Edo)