Air yang diduga tercemar menggenangi pemukiman warga Lingkungan 2 Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Sabtu (7/9/2024). |
MEDAN | Hujan deras yang datang bersamaaan dengan naik pasang air laut melanda kawasan empat kecamatan Medan bagian Utara.
Akibatnya, ribuan rumah dan jalan tergenang air terutama pada beberapa kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan, Sabtu (7/9/2024).
Bahkan hingga Sabtu sore, ruas Jalan KL Yos Sudarso di seputaran Simpang Kantor, Jalan Ilyas, Perumahan TKBM Kelurahan Sei mati dan komplek baru. Kemudian, Komplek BTN Griya 1 Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan masih tergenang air dengan ketinggian bervariasi.
Selanjutnya banjir juga menggenangi wilayah Jalan Marelan Raya Pasar 4 dan 3 Kecamatan Medan Marelan hingga kini air masih menggenangi wilayah tersebut.
Menurut warga, Safaruddin Jambak, 58, mengatakan, derasnya curah hujan mengguyur sejak Jumat (6/9/2024) malam hingga, Sabtu (7/9/2024) pagi.
"Kalau udah hujan deras beginilah, bukan hanya jalan yang terendam air, rumah pun turut terendam," katanya.
Drainase yang tidak terawat dan dangkal serta tertutup salah satu pemicu terjadinya banjir. Kondisi drainase itu diperparah oleh datangnya air pasang laut.
"Kami sangat kecewa dengan kinerja Walikota Medan dan jajarannya. Pemko Medan selalu terlambat mengatasi banjir dan bertindak setelah banjir terjadi," ujar Mahadi, warga Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.
Air juga menggenangi terowongan di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan. Akibatnya, arus lalu lintas di akses jalan utama warga terganggu. |
Hal senada dikeluhkan Dayat, 36, warga Kelurahan Sei Mati yang mendesak pemerintah mencari solusi terkait terowongan jalan tol yang ada di Kelurahan Sei Mati dan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan.
"Dari dulu harapan kita terowongan ini dibenahi tapi sampai sekarang belum ada tanda- tanda akan direhab. Padahal terowongan ini salah satu akses jalan utama keluar masuk warga, kalau udah banjir gini tentu banyak warga kecewa takut melewati terowongan," ujarnya.
Ia mengungkapkan banjir bukan hanya melumpuhkan aktifitas warga bahkan perekonomian terganggu.
"Tadi banyak sepeda motor mati mesin terendam air bahkan ada juga mobil pickup kasihan mereka pagi mencari nafkah akhirnya kendaraan rusak kena air," tutupnya.
Pantauan awak media, air masih mengenangi ratusan rumah warga ke Lingkungan 2, 3 dan 4, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.
Air yang menggenangi pemukiman warga berwarna coklat kehitaman dan berbau tidak sedap.
Diduga air itu telah tercemar oleh limbah rumah tangga dan industri yang ada di Kecamatan Medan Labuhan sekitarnya. Sehingga akan mengganggu kesehatan masyarakat jika banjir tidak segera diatasi.
"Banjir baru terjadi satu hari, kami sudah mulai menderita gatal- gatal pada kulit," kata Pardi, warga Kelurahan Sei Mati. (RE Maha/REM).