Pengamat Politik USU : Pilih Caleg Jangan Mau Dibodohi dengan Janji, Uang dan Sembako

Sebarkan:

 

Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU) Indra Fauzan.SHI.M.Soc.Sc.PhD

PADANGSIDIMPUAN | Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU) Indra Fauzan.SHI.M.Soc.Sc.PhD menyerukan agar pemilih tidak memilih calon legislatif (caleg) yang hanya menebar janji saja. Masyarakat pemilih harus cerdas dan bisa menguji kemampuan si caleg.

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah diambang pintu, dimana akan dilaksanakan tepat bulan Februari 2024 nanti. Komisi Pemilihan Umum (KPU) lewat Data Calon Tetap (DCT) sudah menetapkan siapa calon legislatif yang akan mengikuti kontestasi politik pada pesta demokrasi 2024 nanti untuk menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Para caleg dari berbagai partai politik sudah melakukan tebar pesona, menjual program, umbar janji dan sampai melakukan pendekatan demi mendapatkan suara dan dukungan dari masyarakat. Tentunya dalam hal ini masyarakat harus cerdas dan tidak terkecoh akan ucapan-ucapan manis para  caleg yang kedepannya ditakutkan hanya memberikan harapan palsu dan bohong belaka.

Sejumlah aktivis, tokoh, pengamat dan masyarakat banyak yang memberikan respon dan tanggapan terkait bagaimana memilih calon wakil rakyat yang mumpuni, amanah dan bisa dipercaya. Salah satunya  Pengamat Politik USU Indra Fauzan.SHI.M.Soc.Sc.PhD memberikan tanggapan dan menyerukan agar masyarakat cerdas dalam memilih wakil rakyat.

Indra menyebutkan, dalam politik para caleg harus menyampaikan isi kepalanya, pemikirannya, program yang akan dilakukan. maka para caleg harus menyampaikan apa yang menjadi programnya. 

"Nah pencalegkan inikan proses politik dan teknik pemasaran, maka diperlukan cara untuk memasarkan diri agar dipilih salah satunya adalah bagaimana rakyat bisa tertarik untuk memilih mereka, makanya macam-macam caranya. Ada yang pakai dengan memasang baliho, ada yang datang langsung, ada juga yang buat kegiatan," sebut Indra kepada metro-online.co lewat pesan WhatsApp-nya, Senin (6/11/2023).

"Untuk itu rakyat yang harus cerdas memeriksa, mengecek dan mengkoreksi apa yamg disampaikan oleh si caleg, jangan cuma diam saja, bila perlu caleg ini di ajak diskusi berkali kali, jadi masyarakatnya juga harus aktif agar mereka tidak lupa nantinya," tambahnya.

Tidak itu saja, Indra juga mengajak masyarakat pemilih agar jeli dan teliti memilih wakil rakyat dengan melihat rekam jejak, latar belakang pekerjaan dan pengalaman caleg.

"Tentunya masyarakat bisa melihat rekam jejaknya seperti apa, kalau dia caleg baru maka lihatlah dia dari latar belakangnya dan kalau dia caleg lama lihatlah kontribusi dia selama menjadi legislatif seperti apa," sebut indra

"Kemudian lihat programnya, masuk akal atau tidak jangan-jangan asal buat saja, jangan-jangan gak punya latar belakang yang jelas," sambungnya.

Indra juga mengatakan, agar masyarakat mengundang caleg tersebut untuk berdiskusi dan memaparkan program yang akan dijalankan nanti.

"Tentunya dengan cara seperti itu masyarakat pemilih sudah tahulah tipe tipe caleg yang jelas berkompeten dan yang tidak jelas. Lalu Perhatikan juga darimana dia berasal, apakah pernah datang atau sekedar cari peruntungan, benar dilihat bibit, bebet dan bobot. Kalau calegnya  pernah terlibat kasus hukum dan korup gak usah lagi dipilih," tegas Indra.

Kemudian metro-online.co menanyakan, bagaimana jika masyarakat menerima uang untuk memberikan suara kepada caleg, istilah bahasanya serangan fajar. Ambil uangnya jangan pilih orangnya?

Indra menjawab, kalau cara berfikir seperti itu salah dan ada aturan yang tidak memperbolehkan. 

"Kalau masyarakat berani menolak itu caleg akan malu sendiri, masyarakat bisa menyampaikan kalau si caleg memainkan politik uang, nah disinilah butuh kesadaran yang kuat,l dan butuh keberanian dari masyarakat karena inikan godaan. Jadi kalau masyarakat menolak menerima pasti si caleg akan malu sendri," ungkapnya.

"Kalau ada yang seperti itu sampaikan ke masyarakat yang lain kalau si caleg teresebut main politik uang, buat dia jera. jangan sampai masyarakat bilang ambil uangnya jangan pilih calegnya, itu salah," tegas Indra.

Indra juga menyebutkan jika masyarakat tidak berani menolak, kesalahan itu pada akhirnya membuat caleg akan terus menyogok masyarakat. Jadi ketika dlcaleg tersebut sudah menjadi anggota legislatif maka janjinya yang disampaikan tidak bisa lagi di tagih karena sudah merasa membeli suara rakyat.

"Harapannya untuk masyarakat jangan mau terkecoh dengan janji manis para caleg, timses maupun capres atau siapapun. Apalagi caleg yang mau memainkan politik uang, isu sara dan lainnya," tutur Indra.

"Caleg-caleg itu di uji betul, jangan cuma lihat dari cara bicara, berpakaian atau tampilan fisik. Ujilah pikiran mereka, sindir program mereka, dan lihat bagiamana rekam jejak dan juga kinerja mereka. Setalah itu baru tentukan pilihan, jangan mau dibodoh-bodohi dengan janji, uang,.sembako dan apapun itu karena pemilu itu harus berintegritas," pungkasnya. (Syahrul/ST).


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini