Wabup Atika didampingi Asisten II dr Syarifuddin dan Kadis DPPKB Elvi Maryani saat berdialog dengan mahasiswa. (Diskominfo) |
MANDAILING NATAL|Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution mengungkap dialog pertemuan bersama mahasiswa di ruangan Asisten II Sekdakab Madina, Rabu (18/10/2023) sore.
Atika mengatakan di dalam dialog tersebut mahasiswa menanyakan apakah efektif terkait penanganan stunting di daerah ini.
"Ditanya efektif atau tidak terkait penanganan stunting. Lalu kami sampaikan biarlah data saja yang menjawab. Karena data menunjukan angka 13,5 persen turun," kata Atika, Kamis (19/10/2023).
Ia menjelaskan angka stunting di Kabupaten Madina telah berhasil diturunkan dari semula 47,7 persen di tahun 2021 menjadi 34,2 persen pada tahun 2022.
"Alhamdulillah, lebel tertinggi sudah bisa kita tanggalkan (lepaskan) ya. Walaupun masih tinggi," ujarnya.
Dia menguraikan penurunan dan pemulihan stunting pastinya memerlukan waktu yang cukup lama. Dan penanganan juga melibatkan banyak pihak hingga perbaikan infrastruktur.
"Pemulihannya kan, tidak seperti pemulihan luka goresan yang bisa sembuh satu ke dua minggu. Tapi ini melibatkan banyak orang, keluarga, balita, baduta hingga infrastruktur," urainya.
Wabup termuda ini pun berharap agar semua pihak baik kalangan mahasiswa untuk memberikan waktu ke pemerintah daerah mengimplementasikan sesuai dengan juknis dan perpres nomor 72 tahun 2021 terkait penanganan stunting.
"Jadi berikan kami waktu pemerintah daerah untuk bekerja sesuai dengan juknis dan perpres tersebut," imbuhnya.
Penanganan stunting dilakukan pemerintah daerah sesuai juknis yang melibatkan kolaborasi antara beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemkab Madina.
Atika mengungkapkan, semua OPD yang terlibat dalam penanganan penurunan stunting akan bekerja sesuai tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing.
"Dinas PU dan Perkim urusannya soal sanitasi, Dinas Kesehatan dan puskesmas urusannya langsung intervensi gizi, Dinas DPPKB terkadang urusannya memberikan pembekalan kepada para calon pengantin dan ibu hamil, dari Bapperida mengenai pelaporan serta beberapa OPD lainnya," paparnya.
Sementara itu, Khoirul Amri Rambe mengatakan dialog pertemuan bersama Wakil Bupati Madina itu berlangsung selama kurang lebih 1 jam.
Presiden Mahasiswa STAIN Madina ini mengungkapkan ada beberapa hal yang mereka pertanyakan, salah satunya terkait data stunting.
"Ada beberapa hal yang kita pertanyakan pertama terkait data stunting. Ibu wabup menyampaikan dari tahun 2021 ke tahun 2022 itu sudah ada penurunan sekitar 13 sekian persen. Dan ini salah satu hal yang harus diapresiasi," kata Amri saat diwawancarai wartawan usai kegiatan pertemuan.
Kemudian, kata Amri, mereka menanyakan data untuk tahun 2023. Namun, belum berhasil diketahui karena belum ada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) keluar.
"Tetapi untuk data tahun 2023 dikabarkan belum ada survei dari SSGI. (Terkait) data stunting di tahun 2022 akan kita tindak lanjuti ke depan dengan meminta data jumlah korban stunting untuk disesuaikan apakah sesuai dengan alokasi anggarannya," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga berharap ke depan untuk diberikan data mengenai di desa mana saja yang angka stunting tinggi. Hal ini agar mereka mahasiswa bisa menjadi salah satu relawan.
"Langkah kami dari BEM ke depan harus punya data terkait siapa dan di desa mana saja yang angka stunting itu tinggi. Agar apa, agar mahasiswa di sini bisa menjadi salah satu relawan yang menyampaikan kepada masyarakat," imbuhnya. (Rul)