Dokumen foto. (MOL/Ist)
MEDAN | Pemko Medan mengapresiasi perhelatan Jong Batak Art Festival X yang berlangsung di Taman Budaya Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan pada budaya Indonesia, khususnya Sumatra Utara.
Apresiasi ini disampaikan Walikota Medan Bobby Nasution diwakili Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Medan Alexander Sinulingga, saat memberikan sambutan pada perhelatan yang diselenggarakan Rumah Karya Indonesia, Sabtu (28/10/2023).
Alex menilai, kegiatan ini secara artistik dan persuasif mendorong generasi muda untuk mengenal, mempelajari, dan mencintai budaya asli Indonesia di tengah zaman globalisasi ini.
“Tidak dilarang tahu budaya luar, namun kita harus menghayati dan mencintai budaya sendiri. Ingat pepatah, ikuti zamanmu, jangan tinggalkan budayamu,” pesan Alex.
Pemko Medan membuka ruang kreativitas seni dan budaya yang seluas-luasnya kepada generasi muda dan seniman. Dia mempersilakan pemuda dan seniman untuk berkreativitas di Taman Budaya Medan yang dikelola oleh Pemko Medan.
“Silakan berlatih dan berkreasi di Taman Budaya Medan. Tak ada biaya apa pun. Ini dukungan pak Walilota Medan Bobby Nasution terhadap aktivitas kesenian dan kebudayaan di Medan,” ungkapnya.
Di hadapan para anak muda yang menyaksikan perhelatan seni budaya, baik tradisi, modern, maupun kolaborasi modern dan tradisi itu, Alex juga mengingatkan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
“Mari kita cegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Kita mulai dari diri sendiri. Kalau sudah masuk jebakan narkoba, akan sangat sulit keluar,” pesannya .
Sebelum menyampaikan sambutan, Alex didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kiki Zulfikar juga meninjau pameran seni rupa. Berbagai lukisan karya mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) yang dipajangkan di ruang pameran Taman Budaya Medan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Jong Batak Art Festival.
Selain pameran seni rupa, festival ini juga menyajikan teater, sastra, juga musik, workshop, dan pemutaran film lokal. Penampil kesenian dan budaya pun bukan saja berasal dari Medan, juga kabupaten/kota lain di Sumut. Mereka mengetengahkan idiom budaya dan tradisi Sumut yang beragam dalam bingkai persatuan dan kesatuan Indonesia. (ROBS)