Pengunjung Tewas Terjatuh dari Lift, Pengelolaan Bandara Kualanamu Oleh Asing Tidak Lebih Baik

Sebarkan:

Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang 
DELISERDANG | Pasca insiden tewasnya seorang wanita, pengunjung Bandara Kualanamu Deliserdang, Senin 24/4/2023 lalu hingga ditemukan. Kamis 27/4/2023 sore setelah menjadi bangkai terus menjadi perbincangan hangat di Masyarakat. Ada yang mempertanyakan pengelolaan Bandara Kebanggaan Rakyat Sumatera Utara ini sejak dikelola oleh Perusahaan Asing asal India menjadi tidak lebih baik dari yang sebelumnya.

Sejumlah Tokoh Masyarakat menyampaikan kalau sebelum di kelola oleh perusahaan asing, pengamanan, pengawasan dan pengembangan bandara Kualanamu itu tampak jauh lebih baik dari saat ini. 

" Petugas pengawasan dan pengamanan itu banyak  hampir diseluruh sisi kawasan terminal atau kawasan bandara, inovasi peralatan, patroli rutin, kebersihan, perawatan area baik diterminal hingga sekitaran bandara. Saat ini semak belukar, kawasan kusam dan suram. Baner monitor, papan iklan juga tak ada iklan didalam kawasan juga tidak semarak, semakin buram bandara Kualanamu ini," ujar Indra salah seorang Tokoh masyarakat di Deliserdang Sabtu 29/4/2023.

Mestinya sejak dikelola Asing itu, bandara Kualanamu sempat digadang akan mampu menyaingi bandara besar seperti Changi Singapura atau Kuala Lumpur sebagai bandara Hub wilayah Barat.

Namun hanya terkesan mengambil untung untuk meraup laba layanan penerbangan saja dan minim cost untuk pengembangan dan peningkatan kemajuan Bandara Internasional Kualanamu.

Bandara Kualanamu Deliserdang yang sebelumnya di kelola PT Angkasa Pura II, telah menjual sahamnya sebesar 49 persen kepada GMR Airports Consortium dari India dengan memenangkan tender untuk ikut mengelola bandara tersebut selama 25 tahun.

Sejak serah terima dengan PT AP2, untuk pelaksanaan pengelolaan perusahaan asal India ini menggunakan jasa pihak ketiga yaitu PT Aviasi yang merupakan anak perusahaan dari PT Angkasa Pura 2 juga. 

Penjualan saham oleh PT Angkasa Pura2 ini pernah dikritik oleh Mantan Sekretaris Kementrian BUMN, Said Didu yang mengatakan dikelola Asing, Bandara Kualanamu belum tentu maju dan membawa keuntungan bagi Negara.

Said Didu mengaku heran, pengelolaan bandara itu memakai skema build, operate, transfer (BOT), namun kemudian ada pelepasan sahamnya ke asing.

Sudah dua tahun terakhir dikelola Asing melalui pihak ke tiga PT Aviasi, kondisi Bandara Kualanamu belum menunjukkan ada peningkatan pembangunan. Malah terkesan lebih suram. Dan semak belukar disekitar kawasan dengan pepohonan kelapa sawit yang semrautan. Lebatnya hutan belukar disekitaran kawasan dikhawatirkan akan menjadi habitat burung burung laut dan sebagainya hingga dapat mengancam keselamatan penerbangan. ( Wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini