SUMUT | Rombongan Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Pusat Teddy Sugianto yang datang langsung dari Jakarta didampingi oleh Sekjen Candra Yap, Waketum Tomi Wistan, Wabendum Esty, Ketua Bidang Bisnis Kendro, Wakil Ketua Perempuan INTI Pusat Marliana dan delegasi dari Tiongkok sebagai bagian dari rentetan bisnis trip menemui 5 kepala daerah di Sumatera Utara.
Kunjungan Ketum INTI ke Sumatera Utara merupakan merupakan trip terkait wawasan, bisnis dan investasi trip menemui beberapa kepala daerah di antaranya Bupati Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Serdang Bedagai dan Walikota Siantar dengan membawa pengusaha asal Tiongkok (Guangzhou, Meizhou, Xiamen dan Hong Kong) dari berbagai bidang bisnis. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Gallery dan Taman Tjong Yong Hian, peluncuran kegiatan INTI dimulainya Bosster ke-2, kunjungan ke Situs Kota Cina dan terakhir adalah silaturahmi dengan keluarga besar INTI se-Sumut.
Kunjungan ke situs ini langsung diprakarsai oleh Generasi Muda Perhimpunan Indonesia Tionghoa (GEMA INTI) Sumut melalui Ketua periode-1 Jopi dan Ketua saat ini drg. Martyn untuk dapat membawa Ketum dan delegasi Tiongkok mengunjungi sejarah kedatangan orang Tiongkok ke Medan.
"Di mana sebelumnya dari GEMA INTI juga sudah pernah berkunjung ke situs ini dan merasa masih banyak hal hal yang perlu dipelajari dan dipahami sebagai generasi muda untuk menghargai salah satu perjalanan sejarah kota Medan," kata Jopi.
drg. Martyn menambahkan menurut literatur dan sumber dari berbagai tulisan di koran bahwa Museum Situs Kota Cina yang terletak di Jl. Kota Cina No.65, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan dikatakan dan menjadi bukti bahwa Kota Medan pernah dijadikan Pelabuhan Internasional dari abad 11 hingga abad 14 Masehi. Hal ini dibuktikan adanya berbagai kapal perniagaan dari Persia, Hindia dan bahkan Tiongkok pernah berlabuh di Kota Cina ini.
Berbagai penemuan barang bersejarah di kawasan ini seperti keramik dari Persia dan Tiongkok, uang keping dari Sri Lanka dan Tiongkok dan patung Buddha dari Hindia. Bukti lain yang memperkuat situs Kotta Cinna menyimpan jejak peradaban internasional adalah ditemukannya beberapa keping uang koin Sinhalese dari Kerajaan Polonnaruwa, Srilanka. Situs Kota Cina sendiri diketahui keberadaannya pada 1970an dan jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukannya sebuah arca kuno tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada 1986.
Tepat di 2008, Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Dr Phil Ichwan Azhari mendirikan Museum Situs Kota Cina. Sejak saat itu, Museum Situs Kota Cina dibuka untuk umum. Dan terdapat ribuan barang peninggalan sejarah di Museum Situs Kota Cina itu, mulai dari patung Buddha hingga pecahan barang-barang sejarah lainnya.
"Harapan ke depannya agar semua bangsa Indonesia khususnya warga Kota Medan dapat mengetahui dan melestarikan Museum Situs Kota Cina ini." kata Martyn yang didampingi oleh Pengurus Gema Inti Sumut drg. Japiwinata, Evan Therelim, S.T. , Benny, S.E. dan Wilson Tanzil, S.Ak.
Ketum INTI Teddy Sugianto berbicara dengan delegasi dari Tiongkok untuk dapat membawa kabar terkait situs kota ini ke Tiongkok, dan manatau nantinya ada perhatian dari ahli sejarah maupun pihak yang terkait untuk melengkapi data data sejarah keberadaan Tiongkok di dunia termasuk di Indonesia dan Medan.
"Selain itu kami juga berharap Situs Kotta Cinna bisa mendukung tujuan wisata sejarah di Kota Medan dan berharap penataan situs ini bisa semakin baik dan menarik ke depan, anak-anak muda yang saat ini sangat mahir dalam bermedsos juga jangan lupa senantiasa mempromosikan situs ini, bila perlu buat content yang baik dan menarik di situs ini," harap Teddy yang diamini oleh Sekretaris dan Bendahara INTI Sumut Johny Sia dan Endy Kartono, Waka Bahari, Wasek Husni Halim dan Ketua YEC Hendy Ong.
Ketua Umum Korps Senior Himapsi yang juga Penasehat INTI Sumut Parlindungan Purba yang juga ikut hadir bersama rombongan akan menjembatani ahli sejarah Kota Medan dan perguruan tinggi untuk berdialog terkait Situs Kota Cina ini agar semakin tergali informasi tentang situs ini sehingga ke depan semakin menarik menjadi salah satu objek wisata.(rel)