Pemprov Sumut Lamban Tanggap, Jembatan Patah di Galang Belum Diperbaiki

Sebarkan:

Jembatan di Desa Tanah Merah Kecamatan Galang Kabupaten Deliserdang Patah Tak Bisa dilalui 
DELISERDANG | Warga Desa Tanah Merah Kecamatan Galang Kabupaten Deliserdang kini nyaris terisolir karena jembatan penghubung jalan raya Galang - Lubukpakam yang menjadi kewenangan Pemprov Sumut kondisinya jebol dan jalan nyaris terputus. 

Dari kondisi di bagian kaki jembatan tampak sudah amblas dan parah. Hingga, jalan tidak bisa dilalui lagi baik oleh sepeda motor.

Menurut warga kerusakan jembatan itu sudah sejak hari Senin kemarin, mereka memalangkan ban bekas, bambu dan batu dibadan jalan sebagai tanda bagi truk berat tidak boleh melintas, supaya kerusakan tak makin parah. Namun ada juga yang memaksa melintas pada malam hari atau di kawal orang tertentu. Akhirnya jembatan rusak makin parah dan kini tak bisa dilalui kendaraan.

"Kondisi Jembatan yang nyaris putus ini hingga kini masih belum diperbaiki oleh Pemprov Sumut. Tidak bisa lewat lagi sepedamotorpun. Karena dikhawatirkan bisa bahaya kalau jembatan ambruk," ujar Bambang warga sekitar Sabtu 25/3/2023.

Kondisi jembatan milik Pemprov Sumut di Galang  yang rusak parah 
Warga berharap, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tanggap, dapat memerintahkan Dinas PU untuk melakukan perbaikan, agar dapat kembali dilalui kendaraan.

Akibat tak bisa melintas warga terpaksa mencari jalan lain yang sangat jauh karena tak bisa melintas. Dan ini menyulitkan aktivitas masyarakat.

Camat Galang, Faizal Nasution saat dikonfirmasi membenarkan hal itu dan hingga kini memang sebelumnya warga melakukan aksi melarang truk berat karena jembatan di Desa Tanah Merah itu jebol dan belum juga mendapat perbaikan dari Pemprov Sumut.

" Iya masih jembatan jebol, itu jalan propinsi. Kita sudah kordinasi sebelumnya untuk perbaikan dengan mereka, namun belum direalisasi juga. Sementara memang disetop warga karena bahaya kalau dilintasi, kondisi jembatan sudah payah," pungkasnya.(Wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini