Jembatan Pertamina Ambruk di Kelurahan Pangkalan Batu Langkat, Akses Jalan Masyarakat Terputus

Sebarkan:

 



Teks Foto: Jembatan sepanjang 40 meter milik PT Pertamina, ambruk di Lingkungan II Alur Lebah Kelurahan Pangkalan Batu, Langkat. (Foto ls/Metro Online, co)



LANAKAT | Beberapa bulan terakhir ini, masyarakat Lingkungan II Alur Lebah, Kelurahan Pangkalan Batu, Kecamatan Brandan Barat Langkat, seperti menghadapi jalan buntu akibat jembatan ambruk, milik PT PHR (Pertamina Hulu Rokan) Pangkalan Susu. 

Kini pintu masuk & keluar jembatan yang ambruk telah terpasang besi pipa, sehingga masyarakat tidak dapat lagi melintasi jembatan yang patah pinggang tersebut.

Sementara infrastruktur jalan tersebut merupakan jalur ekonomi masyarakat mengangkut hasil pertanian seperti TBS (tandan buah segar), padi, kelapa dan produksi hasil pertanian lainnya untuk dipasarkan keluar.

Selain itu, peserta didik mulai dari SD, SMP dan SMA setiap pagi, dan sore saat pulang sekolah melewati jembatan tersebut. Tapi karena jembatan ambruk, mereka terpaksa menempuh jalan alternatif lainnya yang jaraknya cukup jauh menuju Jalinsum Pangkalan Brandan atau ke Pangkalan Susu.

"Kalau jembatan ini tidak segera diperbaiki, itu sama saja pihak PT Pertamina menambah penderitaan warga di Lingkungan II Alur Lebah, Kelurahan Pangkalan Batu," ucap ibu rumah tangga (IRT), Susilawati (45) kepada Metro Online di kawasan jembatan rusak, Jumat (11/11/2022).

Bagaimana tidak, yang seharusnya anak anak bisa jalan kaki ke sekolah, tapi karena akses jalan sudah putus, ya, mereka ada yang terpaksa naik ojek atau RBT (bahasa setempat).

Sebelumnya, warga petani relatif dekat sampai ke Jalinsum Pangkalan Brandan untuk menjual hasil produksi pertanian seperti TBS, Karet, padi dan hasil produksi pertanian lainnya, tapi beberapa bulan terakhir ini, warga terpaksa melewati jalan yang cukup jauh untuk sampai ke Jalinsum, makanya warga disini sangat berharap agar pihak manajemen perusahaan cepat memperbaiki jembatan sepanjang 40 meter x 2,5 meter  tersebut, harap Susilawati.

Sementara itu, Haris dan Suseno, mewakili Pertamina mengatakan, permintaan masyarakat untuk segera membangun jembatan yang ambruk, itu terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari atasan.

"Semuanya harus sesuai prosedur. Ada proses yang harus dilalui apalagi terkait menyangkut dana anggaran," ujar Haris.

Aspirasi masyarakat, kata dia, akan di laporkan kepada pimpinannya. Hal itu disampaikannya pada pertemuan antara masyarakat dengan pihak manajemen perusahaan di kantor Camat Brandan Barat belum lama ini.(ls/lkt1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini