DELISERDANG | Terkait kelangkaan bahan baku kacang kedelai yang berimbas pada kegiatan usaha UMKM masyarakat, Anggota Komisi IV DPR RI Djarot Saiful Hidayat menilai terjadinya kelangkaan kedelai berimbas pada produk tahu dan tempe disebabkan kelalaian yang tak pernah belajar dari pengalaman yang lalu.
Politisi Partai Demokrasi Perjuangan ini mengatakan, kalau kita ini tidak mau belajar dari pengalaman setiap tahun terjadi krisis kedelai dan krisis bahan pangan lainnya. Kita lalai atau lupa bahwa kita di karuniai tanah, air yang kaya,karena kita sudah terbiasa mengambil cara yang instan yaitu impor. Padahal, kita sangat kaya. Kedelai misalnya, 90 persen, kita impor, padahal lahan kita bisa menanam kedelai yang bagus,tanam kedelai lokal. Tapi kita lalai untuk melindungi petani kedelai kita, utamanya saat panen raya.Jadi ini pelajaran, kedepan
pola harus dirubah.Petani kita harus didorong untuk mau menanam komoditas yang penting dan strategis dan untuk itu pemerintah harus hadir untuk melindungi petani termasuk perlindungan harga jamin harga serta lainnya.
"Jangan sempat terjadi, ketika panen naik hasil baik kemudian harga jatuh,dan kemudian masih ada oknum yang tergiur untuk impor terus. Kemudian kita harus berani mensubsidi harga petani.Harga yang sudah dikeluarkan petani harus dihitung dan dipastikan kalau menanam kedelai atau jagung dia untung karena pemerintah sudah menjamin petani tidak boleh rugi dan pengelolaan harus lebih efektip dan efesien," ucap Djarot, Selasa 22/02/2022 di Balai Karantina Pertanian Medan, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang.
Disoal kunjungan Komisinya ke Balai Karantina Pertanian Medan, tentunya pihaknya mengapresiasi bukan tempatnya tetapi misinya. Apalagi visinya untuk meningkatkan eskpor petani, sedangkan misinya untuk membantu warga masyarakat terutama petani kecil menengah agar dia naik kelas.
" Pokoknya Karantina Pertanian Medan ini keren dan bagus apa lagi ini garda terdepan untuk ekspor prodak warga kita khususnya Sumut. Ditambah saat ini prodak dari Sumut banyak sekali bernilai tinggi untuk di ekspor. Tinggal kemasannya dan jaminannya dari Karantina ini bahwa ia aman,dan bermanfaat," pungkasnya.(Wan)