Protes Kebijakan Edy Rahmayadi, Massa Buruh Akan Mogok Nasional

Sebarkan:

FOTO: FSPMI Sumut berencana menggelar aksi unjuk rasa besar besaran tolak kenaikan UMP Sumut yang minim.

DELISERDANG |
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menganggap Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi telah diskriminasi terhadap buruh yang hanya menaikkan 1 persen saja Upah Minimum Provinsi (UMP) atau senilai Rp23.000,-.

Ketua FSPMI Sumut Willy Agus Utomo dalam siaran persnya dilansir metro-online.co, Sabtu (20/11/2021) menyebutkan, apa yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dengan menaikan UMP hanya 1 persen atau Rp 23.000 itu sangatlah menyakitkan. Ini lebih murah dari biaya parkir sepeda motor dan FSPMI Sumut sangat kecewa,ucap Willy.

Willy merinci, jika 1 persen dengan UMP Sumut tahun 2021 yang hanya sebesar Rp.2.499.423, maka perhari bahkan tidak sampai Rp2000, bahkan jika dihitung dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Sebagai contoh UMK Medan tahun 2021 kemarin sebesar Rp.3.329.867. Kalau 1 persen berarti kenaikan hanya kurang lebih 33 ribu rupiah, juga tidak sampai dua ribu rupiah per hari. “Sedang kita semua bayar parkir motor saja dua ribu setiap hari bahkan bisa berkali kali dalam sehari, ini sangat terlalu, dan miris nasib kaum buruh saat ini," ungkap Willy.

"Tahun kemarin (2021) UMP dan UMK se Sumut tidak naik. Gubsu bilang prihatin sama pengusaha, padahal inflasi dan pertumbuan ekonomi pada tahun lalu sekitar 6%. Kini giliran buruh sudah susah karena tidak naik gajinya, malah tetap mengabaikan tuntutan buruh," kesalnya.

Katanya, dampaknya sudah setahun kemarin UMP dan UMK se Sumut tidak naik upah, buruh Sumut itu sudah gali lobang tutup lobang atau gajinya tidak cukup untuk makan dan membiayai kehidupannya.

Sudah banyak buruh yang bekerja ganda, contohnya sudah pulang kerja dia harus narik becak atau jadi driver ojek atau gojek, dan kerja serabutan lainnya.

Atas hal ini FSPMI Sumut berencana menggelar aksi besar besaran atas kenaikan UMP Sumut yang sangat minim ini. Bahkan kini pihaknya sedang menyiapkan aksi mogok secara Nasional.

"Kita akan siapkan aksi. Kita protes tegas atas kenaikan yang sangat menyakiti hati buruh ini. Kami serikat pekerja, serikat buruh yang ada di Sumut akan bersatu untuk menggelar aksi bersama. Bahkan awal Desember nanti kami akan melakukan mogok kerja nasional. Sekali lagi kami menolak kenaikan UMP Sumut, dan menuntut kenaikan 7 - 10 %," tegas Willy.(wan/js)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini