Kisah Meri Yang Nyaman Melahirkan Pakai JKN-KIS

Sebarkan:


TAPANULI SELATAN
| Mahalnya biaya persalinan membuat banyak ibu mulai mempertimbangkan untuk bersalin dengan memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. Namun, para ibu juga sering merasa bingung untuk memanfaatkan jaminan kesehatan ini.

Meri Krismayanti Zega, 33, adalah salah satu peserta JKN-KIS yang memanfaatkan kepesertaan Program JKN-KIS untuk persalinan. Pada trimester pertama dan kedua kehamilannya, ia merasa sangat percaya diri bisa melahirkan normal. Tidak pernah terbesit dibenaknya untuk bersalin menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), terlebih bidan desa di dekat rumahnya sudah terbiasa membantu persalinan secara normal.

“Desember 2016 saya dan suami pergi ke bidan untuk bersalin. Bidan menceritakan bahwa saya tidak bisa melahirkan secara normal, harus dioperasi di rumah sakit. Setelah diperiksa dokter, betul saya harus dioperasi, kami pilih pakai BPJS,” ungkap Meri, Selasa (31/8/2021).

Meri menceritakan bahwa dirinya bersalin menggunakan KIS untuk proses persalinan dari awal sampai akhir. Karena dalam keadaan gawat darurat ia bisa langsung ditangani di IGD RSUD Sipirok, rumah sakit terdekat dari Pasar Sipirok tempat tinggal Meri.

Pada pengalamannya hampir tidak ada dokumen yang dibutuhkan selain KIS serta KTP dan Kartu Keluarga untuk pendaftaran di rumah sakit. Proses administrasi terbilang cukup singkat, ia didampingi suami dan keluarga ke rumah sakit. Meri dan suami juga sudah memastikan KIS mereka aktif dengan rutin membayar iuran tepat waktu.

Untuk biaya obat – obatan, Meri mengaku semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Perawat sebenarnya menawarkannya obat dan vitamin tambahan, namun ia menolaknya karena dirasa sudah cukup. Dengan JKN-KIS Meri merasa sangat terbantu, mengingat biaya operasi caesar sedikitnya 10 hingga 20 juta, kini bisa ia dapatkan secara gratis.

Kepada masyarakat, Meri mengingatkan untuk segera mendaftar menjadi peserta JKN-KIS. Tidak hanya saat sakit, program ini ternyata juga bisa dipergunakan untuk persalinan. Khusus untuk persalinan caesar, harus benar – benar dalam keadaan darurat atau ada rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Peserta tidak perlu khawatir karena banyak kanal pelayanan informasi yang dengan mudah bisa diakses oleh peserta.

“Sakit itu masalah, tapi biayanya juga bisa jadi masalah. Kepada keluarga juga saya sampaikan, supaya mereka juga mendaftar, bisa dapat KIS. Biar kalau suatu saat nanti sakit tidak perlu repot lagi,” tutup Meri. (Syahrul/REM)






 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini