Bibit Tanaman Ulang Kebun PTPN II TGPM Diduga Tak Berkualitas

Sebarkan:


DELISERDANG |
PTPN II Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau (TGPM)
telah melakukan penanaman ulang pohon kelapa sawit di atas lahan seluas 96,99 hektar hektar di Afdeling IV Desa Pagar Merbau II Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang pada 28/08/2021 lalu.

Launching penanaman baru ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama PTPN II Iwan Perangin angin didampingi General Maneger Rayon Selatan dan sejumlah pejabat PTPN II lainnya.

Direktur Utama PTPN II Iwan Perangin angin pada awak media sebelumnya menyebutkan, tanaman sawit baru ini rencananya ditanam seluas 507 hektar meliputi Afdeling IV,V, VI. Harapannya, pada 36 bulan kedepan sudah mulai menghasilkan.

"Umur bibit sawit yang ditanam baru sekitar 16 bulan. Ini harus dipelihara dengan baik. Baik pemupukan, penyemprotan hama dan lainnya agar dalam masa 25 tahun ke depan panen bisa maksimal mencapai 20 ton per hektar," pungkasnya.

Sementara itu, dari amatan di lapangan dan mengumpulkan keterangan beberapa sumber pekerja kebun, bibit sawit yang ditanam banyak yang tidak berkualitas. Di antaranya, terlalu tua, sudah terkontaminasi hama serangga dan banyak yang kurang perawatan.

"Coba benar benar dicek bibit sawit yang ditanam ulang itu sekarang. Dari pembibitan saja sepertinya sudah terlalu tua bibit tanamannya. Belum lagi hal lain. Karena tak ada milih milih, semua ditanam. Mau besar atau kecil, ada dimakan wawong (jenis hama) atau tidak, ya ditanam saja semua," ungkap salah seorang karyawan kebun yang enggan disebutkan namanya.

Ditambahkannya, saat ini saja tanaman tahun 2012 dengan tahun 2000 an itu, beratnya sama. Tetap maksimal rata-rata 13 kilogram.

"Kalau dari bibit saja sudah tak berkualitas, mau dicemanain pun, tidak akan bisa menghasilkan buah sawit seperti yang diharapkan," ketusnya.

Selain bibit tanaman yang diduga tidak berkualitas ditanam di Afdeling IV, V dan VI, nantinya tanaman baru di Afdeling VII Desa Emplasemen Kualanamu juga tak terawat dengan baik. Tanaman banyak yang kerdil. Kondisi lahan juga banyak semak belukar tak terawat.

Sementara itu menurut Fendi, petani kelapa sawit masyarakat yang juga mantan Pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara menyebutkan, pembibitan yang tidak bagus tentunya akan sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan buah yang akan dihasilkan nantinya.

Katanya, bibit yang tidak standar dan sehat akan berakibat fatal dan kesalahan memilih bibit ini akan disesali selama 20 tahun kemudian. "Kalau benih dan perawatan yang baik, pastinya akan menghasilkan buah kelapa sawit yang baik pula," ucapnya.

Dijelaskannya, untuk ciri ciri bibit kualitas di antaranya, tunas berwarna keputihan, bentuk anak daun lebar tidak kusut, keadaan tempurung bibit berwarna gelap, kondisi akar panjang tidak lebih 2-3 centimeter, kondisi bongkot (batang) bawah gemuk pendek, tinggi bibit yang baik itu 2-3 meter.

"Untuk jarak tanaman itu idealnya 9 meter dengan pohon yang lain agar memberikan ruang untuk tanaman tidak berebut nutrisi tanah dengan lubang kedalaman tanaman 40 centimeter lebar lubang 50x40 centimeter dan umur bibit 8 bulan dari pembibitan," pungkasnya.(wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini