Proyek Bendungan Lausimeme, Sengketa dengan Warga Masih Ada

Sebarkan:

Dokumentasi warga saat aksi demo proyek pembangunan bendungan Lausimeme beberapa waktu lalu

DELISERDANG |
Pembangunan bendungan lausimeme yang terletak di Kecamatan Sibirubiru, Deliserdang, hingga kini tetap berjalan meski sebelumnya sempat bersengketa meruncing dengan warga setempat yang mengelola lahan pertanian di daerah tersebut.

Kepala Desa Kuala Dekah, Komando Ginting saat dikonfirmasi via seluler menyebutkan bahwa persoalan masyarakat di desanya dengan proyek pembangunan bendungan Lausimeme sebenarnya hanya perkara ganti rugi. Meski mereka tidak memiliki alas hak berupa surat namun nenek moyang kami tinggal di lahan tersebut sejak dulu.

"Kalau ganti rugi lahan dan tanaman itu masih cukup banyak juga ,namun saya tidak ingat jumlahnya berapa karena tercatat di buku desa, yang di ganti rugi itu adalah lahan dan tanaman yang di miliki masyarakat," ungkapnya.

Komando menjelaskan, bahwa ada lima dusun yang sebagian terkena proyek, meliputi lahan pertanian sawah, tanaman buah, kelapa sawit dan lainnya. Namun karena itu proyek pemerintah warga pasrah saja asal di berikan ganti rugi karena kehilangan mata pencarian dari lahan itu. "Masyarakat di sini umumnya petani," ujar Komando Ginting.

Sementara itu, Camat Sibiru Biru, Dani Mulyawan saat dikonfirmasi mengatakan kalau saat ini persoalan sengketa warganya dengan proyek bendungan lausimeme sudah selesai.

"Sudah tidak ada lagi masalah. Kemarin pembayaran ganti rugi sudah dilaksanakan dan semua sudah selesai," ucapnya.

Ketika ditanya sejauh mana progres pembangunan bendungan Lausimeme, Dani Mulyawan menyebutkan tidak mengetahuinya.

"Itukan proyek nasional. Kita tidak bisa masuk sembarangan. Memang saya pernah juga masuk ke lokasi melihat lihat, tapi tidak tau persis terkait progres pembangunan," pungkas Camat Sibiru Biru.

Terkait hal ini, Kepala Satuan Kerja Proyek Bendungan  BWS Wilayah II Sumut, Marwansyah mengatakan, saat ini pembangunan terus berjalan. "Namun kalau progresnya nanti saya cek dulu ke lapangan," ucapnya.

Sebelumnya Marwansyah pernah menyebutkan bahwa pembangunan bendungan memerlukan lahan seluas 420 hektar dan ada lima Desa diatas lahan tersebut  yaitu Desa Rumah Gerat, Desa Sarilaba, Desa Sarilaba Julu, Desa Sarilaba Jahe, Desa Kuala Dekah, Desa Buluh Gading, Desa Sarilaba Trumbuh, Desa Pertumbukan dan Desa Kuala Sabah.

"Progres pembangunan saat ini 20%. Secara umum kegiatan yang sudah dilaksanakan seperti penggalian terowongan pengelak sepanjang 630 m, pembangunan jalan masuk dan jalan kerja juga penggalian lapisan tanah atas di daerah Quarry," katanya.

Ditegaskan Marwan, kalau target pembangunan diharapkan selesai pada tahun 2023 nanti bila tidak ada lagi persoalan dengan masyarakat yang menuntut ganti rugi.

Bendungan lau sememe merupakan proyek strategis Nasional yang sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu dengan rencana kapasitas tampung air sebanyak 28 juta meter kubik. Proyek ini dibangun untuk berbagai keuntungan masyarakat. Baik dalam pengembangan sektor pertanian maupun untuk pemenuhan kebutuhan air baku PDAM tirtanadi sebesar 3000 liter per detik.

Nantinya juga akan menjadi sumber irigasi di wilayah Bandar Sidoras seluas 3.082 hektar juga areal irigasi lantasan seluas 185 hektar. Selain itu bendungan Lausimeme juga dapat menghasilkan PLTA minihidro dengan daya 2,8 MW.(Wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini