Tiang Bendera Batunadua Padangsidimpuan Bukti Sejarah Yang Terlupakan

Sebarkan:


PADANGSIDIMPUAN | Tiang bendera Batunadua yang berada tepatnya di kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan ini memiliki cerita sejarah yang masih banyak orang tidak mengetahuinya, kini tiang bendera tersbut menjadi salahsatu bukti sejarah di kota Padangsidimpuan yang terlupakan.

Tiang bendera Batunadua memang tempat ini sering disebut - sebutkan oleh banyak orang tetapi sejarah dan kenapa tiang bendera itu berdiri didaerah itu masih banyak orang yang tidak tau.

Salahsatu keturunan ke-lima raja Panusunan Bulung Batunadua Sulaiman Harahap gelar Tongku Namora Harahap kepada metro-online.co menceritakan tiang bendera Batunadua adalah merupakan bukti kekejaman penjajahan Belanda pada masa itu. Diceritakannya tiang bendera itu sengaja dibuat oleh raja - raja yang ada di Batunadua adalah sebagai bukti tanda bahwa dilokasi tersebut penjajah Belanda pernah melakukan pembakaran kediaman para raja - raja atau tepatnya kerajaan Batunadua.

Maka untuk mengetahui lokasi tempat peristiwa tersebut para raja - raja membuat tanda percis seperti tiang bendera. Sulaiman juga menyebutkan kalau Batunadua dulunya adalah merupakan salahsatu pusat pemerintahan dari diwilayah Tapanuli Selatan.

"Dahulu Batunadua ini adalah pusat pemerintahan, dulu namanya kuria Batunadua atau disebut wilayah Batunadua," jelasnya, Jum'at, (15/01/2021).

"Ada tiga kuria dulu sebagai pusat pemerintahan di wilayah Tapanuli Selatan ini, pertama Batunadua, kedua Pijorkoling dan ketiga Hutaimbaru.sampai sekarang peninggalan dan rumah raja - raja dulu masih ada di sana," tambahnya.

Kemudian lanjutnya, terkait sejarah tiang bendera tersebut disebutkannya pada tahun 70-an lokasi tiang bendera peninggalan raja - raja Batunadua pada masa itu sempat menjadi lokasi upacara bendera hari kemerdekaan Indonesia oleh salahsatu sekolah, kemudian berkisar sampai tahun 80-an lokasi tersebut tidak ada lagi kegiatan upacara bendera.

Walupun tiang bendera tersebut tinggal hanya bukti sejarah yang terlupakan, Sulaiman tetap memanfatkan tiang itu dengan mengibarkan  bendera setiap 17 Agustus pada saat memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tidak itu saja dikataknya banyak orang yang datang kepadanya menanyakan sejarah dari tiang bendera tersebut salahsatunya yang paling banyak dari kalangan mahasiswa.

Kemudian ketika disinggung apakah pihak pemerintah kota Padangsidimpuan pernah datang untuk mendokumentasikan atau berencana melestarikan tempat itu sebagai cagar budaya, Ia mengatakan tidak pernah sama sekali. "Setahu dan singat saya kalau dari pihak pemerintah belum pernah datang menanyakan sejarah tiang bendera tersebut ke-saya, apalagi untuk melestarikannya sebagai cagar budaya," ungkapnya kepada metro-online.co.

Sebagai keturunan raja - raja Batunadua Ia berharap agar pemerintah berperan aktif dalam melestsrikan sejarah dan adat istiadat yang ada di Kota Padangsidimpuan ini, supaya generasi penerus kedepannya bisa mengetahui sejarah dan adat istiadat di daerahnya sendiri, pesannya. (Syahrul/ Hen).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini